PENELITIAN KUANTITATIF
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian adalah suatu usaha untuk
menjelaskan sebuah gejala dengan cara menghubungkan berbagai variabel
berdasarkan kaidah tertentu dalam kaidah ilmu pengetahuan. Tujuan dari
diadakannya sebuah penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan, mengklarifikasi
ilmu pengetahuan agar menjadi tahu dan mendapatkan kebenaran akan sesuatu yang
ingin dimengerti. Penelitian bermula dari timbulnya rasa ingin tahu pada
seseorang.
Untuk mencari tahu atau melakukan sebuah
penelitian, setidaknya seseorang harus mengenal dulu macam-macam penelitian
yang umum dipakai. Untuk menjadi peneliti seseorang tidak harus mengikuti
proses dan prosedur tertentu, akan tetapi untuk memiliki ilmu pengetahuan
(sains), seseorang harus mengikuti proses, prosedur dan kaidah tertentu.
Penelitian secara garis besar dibagi menjadi
dua macam, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Dua macam
penelitian ini yang kemudian menurun menjadi bermacam-macam penelitian, seperti
misalnya penelitian ekonomi, penelitian sosial, dan lain sebagainya. Dalam
makalah kami ini, kami hanya akan membahas penelitian kuantitatif karena
penelitian kualitatif akan dibahas sendiri oleh kelompok setelah kami. Dan
tentunya makalah kami banyak sekali kekurangan, maka dari itu kritik dan saran
dari pembaca sangat diharapkan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Pengertian
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang pada dasarnya menggunakan
pendekatan-pendekatan deduktif-induktif, artinya pendekatan yang berangkat dari
suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamanya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan beserta pemecahan yang
diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data
empiris dilapangan. (UM ; 1993). Margono (1997) menjelaskan dalam buku Ahmad
Tanzeh bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu penbelitian yang lebih banyak
menggunakan logika hipotesis verifikasi yang kemudian melakukan pengujian di
lapangan dan kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data
empiris. Oleh karena itu lebih menekankan pada indek-indek dan pengukuran
empiris.
Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan jumlah banyaknya objek yang
ditelitinya. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didesain sangat
spesifik, yaitu penelitian yang dirancang untuk mengetahui objek tertentu, atau
benar-benar fokus kepada suatu permasalahan saja.
Penelitian kuantitatif ada bermacam-macam.
Umumnya, penelitian kuantitatif adalah penelitian tentang ilmu eksak atau ilmu
pasti (sains). Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk melakukan test
terhadap teori yang sudah ada sebelumnya.
Salah satu contoh penelitian kuantitatif
adalah penelitian tentang jumlah pendapatan di sebuah daerah. Penelitian
tersebut termasuk penelitian kuantitatif karena penelitian itu membutuhkan
data-data yang riil dan menggunakan hitingan-hitungan yang pasti.
Yang termasuk
penelitian kuantitatif adalah: penelitian ekonomi, penelitian kependudukan, dan
penelitian lain yang menggunakan prosedur dan kaidah yang ditentukan secara
ilmiah.
Penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian
yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari
hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian
kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu
sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini
juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan.
Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk
membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Penelitian
kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif
melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang
diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan
frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari
populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi
masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan
ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat
diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan
data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
Ukuran sampel untuk
survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan
seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai
hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari
ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat
keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari
seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase
poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan
margin yang lebih kecil dari kesalahan.
Beberapa survei dengan melalui pertanyaan
tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk memilih metode dan teknologi untuk
mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden survei, survei dan
administrasi statistik analisis dan pelaporan semua layanan yang diberikan oleh
pengantar komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya metode pilihan pada
survei atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik yang lain tidak
tercakup dalam cakupan ini.
B.
Karakteristik
Penelitian Kuantitatif
Ada beberapa macam
pendapat tentang karakteristik penelitian kuantitatif. Karakteristik penelitian
kuantitatif menurut Arikunto (2002), adalah:
a.
Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek,
sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal.
b.
Langkah penelitian: segala sesuatu
direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.
c.
Hipotesis: mengajukan hipotesisyanbg akan
diuji dalam penelitian, dan hipotesis menentukan hasil yang diramalkan.
d.
Desain: langkah-langkah penelitian dan hasil
yang diharapkan jelas.
e.
Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan
data memungkinkan untuk diwakilkan
f.
Analisis data: dilakukann sesudah semua data
terkumpul.
Pendekatan
kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel tersebut harus
didefinisikan dalam bentuk
operasionalisasi variable masing-masing. Relibilitas dan validitas merupakan
syarat muthlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena
kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan
replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis.
Pendekatan
kuantitatif bertujuan untuk menguji
teori, membangun fakta, menunjukan hubungan antar variable, memberikan
deskripsi stratistik, menaksir dan meramalkan hasilnya. Desain penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif, harus tersruktur, baku, formal dan
dirancang sematang mungkin sebelumya. Desainya bersifat spesifik dan detil
karena desain merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan
sebenarnya.oleh karena itu, jika desainya salah hasilnya akan menyesatkan.
C.
Unsur-unsur
Penelitian Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan
variabel-variabel tersebut harus didefenisikan secara jelas. Selanjutnya,
penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang
kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik
analisa dan formula statistik yang akan digunakan.
Penelitian kuantitatif
lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik
bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya. Setiap kegiatan penelitian
kuantitatif selalu dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan berlandaskan metode
ilmiah.
Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai
berikut:
1.
Merumuskan masalah.
Tanpa ada masalah tidak terjadi penelitian, sebab penelitian dilakukan
untuk memecahkan masalah. Masalah pada umumnya diajukan dalam bentuk pertanyaan
sekalipun tidak selamanya sebab bisa juga dalam bentuk pernyataan. Permasalahan
bisa diajukan dalam bentuk deskriptif, asosiatif dan komparatif bahkan untuk
satu penelitian bisa diajukan ketiga-tiganya bergantung kepada tujuan yang akan
dicapainya.
2.
Mengkaji teori.
Mengkaji teori keilmuan berkaitan dengan bidang ilmu yang dijadikan
dasar perumusan masalah. Peneliti menelusuri konsep-konsep, prinsip,
generalisasi dan berbagai literatur, jurnal dan sumber lain berkaitan dengan
variabel dan masalah yang diteliti. Kajian teori tersebut sebagai dasar dalam
merumuskan kerangka berpikir dalam melihat hubungan antar variabel untuk
Selanjutnya mengajukan alternatif kemungkinan jawaban atas masalah atau sering
disebut hipotesis.
3.
Mengajukan hipotesis atau jawaban sementara
atas pertanyaan penelitian sebagai acuan dalam mengumpulkan data empiris atau
verifikasi data di lapangan.
Artinya jenis data yang diperlukan diarahkan oleh makna yang tersirat
dan tersurat dalam rumusan hipotesis. Dengan kata lain data empiris yang
diperlukan adalah data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis.
4.
Melakukan verifikasi data empirik yakni data
lapangan yang diperlukan untuk menguji hipotesis.
Dalam hal ini peneliti harus menentukan jenis data yang diperlukan
apakah data kualitatif atau data kuantitatif. Jika data kuantitatif apakah data
nominal, ordinal, interval atau data rasio. Dari mana data itu diperoleh dalam
hal ini berkaitan dengan, populasi dan sampel serta responden penelitian. Cara
atau teknik memperoleh data serta alat atau instrumen yang digunakan untuk
menjaring data. Data yang terkumpul terus diolah dan dianalisis dengan
cara-cara tertentu yang memenuhi kesahihan dan keterandalan sebagai bahan untuk
menguji hipotesis.
5.
Menarik kesimpulan dalam arti membuat
generalisasi atas dasar hasil uji hipotesis.
Hasil uji hipotesis sifatnya adalah temuan penelitian atau hasil
penelitian. Temuan penelitian ini dibahas dan disintesiskan untuk kemudian
disimpulkan. Kesimpulan inilah pada hakekatnya adalah jawaban atas masalah
penelitian yang disusun dalam bentuk proposisi atau pernyataan ilmiah.
Karena permasalahan
yang diteliti sudah jelas dan prosedur penelitian sudah baku, maka proposal
penelitian kuantitatif dipandang sebagai “blue print” yang harus digunakan
sebagai pedoman baku dalam melaksanakan penelitian. Sebagai acuan, proposal
penelitian kuantitatif dapat dikemas dalam sistematika penulisan sebagai
berikut.
D.
Langkah-langkah
penelitian Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif dengan mengunakan metode ilmiah sekurang-kurangnya dilakukan dengan
langkah-langkah berikut :
1.
Perumusan dan Identifikasi Masalah
a)
Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk
menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dijadikan
jawabanya. Perumusan ini penting karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi
langkah-langkah selanjutnya. Perumusan masalah merupakan permasalahan yang
lengkap dan rinci kmengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasrkan
identifikasi dan pembatasan masalah. Perumusan masalah merupakan titik tolak
bagi perumusan hipotesa nantinya dan dari perumusan masalah dapat mengahsilkan
topic penelitian atau judul dari penelitian.
b)
Identifikasi Masalah
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab
melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup banyak, tinggal-lah si
peneliti mengidentifikasikanya, memilih dan merumuskanya. Kerlinger (2000),
identifikasi maslah diperlukan agar peneliti benar-benar menemukan maslah
ilmiyah, bukan akibat dari permasalahan lain. Kerlinger menambahkan, masalah
ilmiah bukanlah masalah moral dan etis. Missal, apakah kawin muth’ah (kawin
kontrak) dan kawin sirri (rahasia, tidak tercatat dalam buku catatan nikah
pemerintah) itu buruk/ haram? Menurut kalinger, model pertanyaan semacam itu
bukan masalahg dan tidak bisa dijawab oleh ilmu karena menyangkut masalah nilai
dan penilaian.
Masalah penelitian itu bersifat tidak
terbatas, meskipun demikian, tidak semua masalah yang ada dimasyarakat bisa
diangkat sebagai masalah penelitian. Untuk mengidentifikasikan masalah
penelitian, perlu diajukan bebrerap[a pertanyaan:
1.
Masalahnya apa? (substansinya)
2.
Bermasalah menurut siapa?
3.
Dianggap masalah dalam konteks apa?
4.
Dalam perspektif apa?
Kalau pertanyaan-pertanyaan diatas dicross
chek-kan dengan kerangka analisis permasalahan diatas, dapat dipastikan sebagai
masalah penelitian yang baik. Tetapi kalau ternyata tidak, bel;um tentu dapat
dianggap sebagai penelitian.
Langkah pertama dalam meneliti d\adalah
menetapkan masalah yang akan dipecahkan, untuk menghilangkan keragu-raguan,
masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai mkemana luaas maslah
yangakan dipecahkan.
2.
Klasifikasi Variable dan Devinisi Operasional
a)
Pengklasifikasian Variabel
Arikunto (2002) mengklasifikasi variable kuantitatif dalam empat
golongan:
1.
Variable diskrit disebut juga variable
nominal atau kategorik karena dapat dikategorikan atas dua kutub yang
berlawanan atau saling pilah antara kategori yang satu dengan kategori yang
lain, contoh: jenis kelamin ada yang laki-laki dan ada yang perempuan.
2.
Variable ordinal, yaitu variable yang
menunjukkan tingkatan atau variable yang disusun berdasarkan jenjang dalam hal
tertentu, contoh: prestasi siswa dalam sebuah kelas, Sinta terpandai, Mita
pandai dan Sandra tidak pandai.
3.
Variable interval, yaitu variable yang
dihasilkan dari pengukuran dan mempinyasi jarak diabndingkan dengan variable
lain, yang dapat diketahui dengan pasti, contoh: tinggi badan Ani 149 cm,
sedandkan tinggi badan Tina 156 cm, nmaka selisih tinggi badan mereka adalah 7
cm.
4.
Variable Ratio, adalah variable perbandingan,
variable ini dalam hubungan antar sesamanya merupakan “sekian kali”, contoh:
Berat pak Karto 60 kg sedangkan anaknya
30 kg, maka pak Karto beratnya dua kali berat anaknya.
b)
Definisi konseptual dan operasional
Definisi konseptual adalah pernyataan yang dapt mengartikan atau
memberikan makna suatu variable yang hendak diteliti. Tujuan dari perumusan
definisi konseptual adalah agar terdapat kesamaan perspsi tentang suatu
variabelantara peneliti dan pembaca proposal penelitian. Perumusan ini
hendaknya merujuk pada kamus, ensiklopedi, atau hasil penelitian yang terdhuylu
maupun teori-teori dari para ahli.
3.
Menformulasi Hipotesis
Hipotesis tidak lain merupakan kesimpulan sementara tentang hubungan
sangkut paut antar variable atau fenomena dalam penelitian. Hipotesis merupakan
merupakan kesimpuilan tentative yang \diterima secara sementara sebelum diuji,
pendapat Chanmpion sebagaimana yang
dikutip oleh Rahmat hipotesis sering disebut statement of theory in testable form, atau tentative statement about reality.
4.
Menentukan Model Untuk Menguji Hipotesis
5.
Studi Kepustakaan/Telaah Pustaka
6.
Mengumpulkan Data
7.
Menyusun, Menganalisa dan Memberikan
Interpretasi
8.
Membuat Generalisasi dan Kesimpulan
9.
Membuat Laporan Penelitian
Daftar
pustaka
1.
Ahmad Tanzeh. Pengantar
Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras. 2009
2.
Moh. Kasiram, Prof. H. M.Sc. Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
UIN Maliki Press. 2010