BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi komunikasi dan informasi telah berpengaruh terhadap berbagai
aspek kehidupan manusia. Sampai saat ini, menurut Toffler, perkembangan
tersebut telah mencapai gelombang yang ketiga. Gelombang pertama timbul dalam
bentuk teknologi pertanian, dimana era pertanian ini telah berlangsung selama
ratusan ribu tahun yang lalu bahkan sampai sekarang. Gelombang kedua timbul
dalam bentuk teknologi industri, era industri ini telah berlangsung sejak
ratusan tahun yang lalu sampai sekarang. Kini, gelombang ketiga yang ditandai
dengan pesatnya perkembangan teknologi elektronika dan informatika. Perubahan
dari era industri ke era informasi (global) ini hanya berlangsung dalam
hitungan waktu tidak lebih dari setengah abad.
B. Rumusan Masalah
Untuk itulah maka kami mencoba membahas tentang “Meningkatkan mutu pendidikan melalui metode
pembelajaran” meliputi:
1.
Bagaimana meningkatkan mutu pendidikan pada era sekarang?
2.
Dengan cara apakah meningkatkan mutu pendidikan melalui metode pembelajaran?
C.
Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :.
- Untuk mengetahui cara meningkatkan mutu
peendidikan pada era sekarang
- Untuk mengetahui perkembangan
mutu pendidikan melalui metode pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi yang sangat pesat telah berpengaruh terhadap berbagai
aspek kehidupan manusia. Sampai saat ini, menurut Toffler, perkembangan tersebut
telah mencapai gelombang yang ketiga. Gelombang pertama timbul dalam bentuk
teknologi pertanian, dimana era pertanian ini telah berlangsung selama ratusan
ribu tahun yang lalu bahkan sampai sekarang. Gelombang kedua timbul dalam
bentuk teknologi industri, era industri ini telah berlangsung sejak ratusan
tahun yang lalu sampai sekarang. Kini, gelombang ketiga yang ditandai dengan
pesatnya perkembangan teknologi elektronika dan informatika. Perubahan dari era
industri ke era informasi (global) ini hanya berlangsung dalam hitungan waktu
tidak lebih dari setengah abad (Dryden dan Voss, 1999).
Pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan dalam berbagai
bentuk susuai dengan fungsinya dalam pendidikan. Fungsi teknologi informasi dan
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan sudah
menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Berbagai aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi sudah tersedia dalam masyarakat dan sudah
siap menanti untuk dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan pendidikan. Pada
kondisi riil, teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan nantinya
berfungsi sebagai gudang ilmu, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan,
standar kompetensi, penunjang administrasi, alat bantu manajemen sekolah, dan
sebagai infrastruktur pendidikan
A. Pemanfaatan TIK untuk
Pendidikan
Ada berbagai tren yang
berkembang dalam pemanfaatan TIK khususnya dalam konteks sekolah, tentunya
dengan memperhatikan ketersediaan dan kemudahan akses sumber belajar online.
Berikut ini adalah tren yang berkembang sebagaimana disarikan dari artikel
Newer Technologies for the Learning Society (C.Villanueva, 2000).
- Secara umum, pengintegrasian secara penuh TIK kedalam pendidikan masih
sangat terbatas. Multimedia interaktif atau hypermedia belumlah
dimanfaatkan secara meluas. Aktivitas Online melibatkan internet dan
intranet lebih banyak digunakan untuk keperluan komunikasi daripada sarana
pendidikan interaktif.
- Model pembelajaran campuran yang baru mulai muncul. Pembelajaran tatap
muka dan aktivitas belajar online, video, multimedia dan sarana
telekomunikasi menunjang berbagai proses pembelajaran, kadangkala dalam
bentuk kombinasi dan kadangkala dalam bentuk yang lebih terintegrasi.
- Pendidikan jarak jauh sekarang disajikan dalam dua cara yaitu
synchronous mode di mana peserta menggunakan TIK untuk berkomunikasi pada
waktu yang bersamaan dan asynchronous mode di mana para peserta belajar
atau berkomunikasi secara mandiri pada waktu yang berbeda kapan saja
mereka online (anytime-anywhere learning). Dalam kenyataannya pertemuan
tatap muka atau interakasi (synchronous) masih diperlukan untuk menunjang
belajar mandiri dan asynchronous agar belajar dapat lebih efektif. TIK
memfasilitasi interaksi tingkat tinggi antara siswa, guru, dan materi
pembelajaran berbasis komputer. Komunikasi dapat dinamis dan bervariasi
sesuai keinginan siswa dan guru, dan ia dapat terjadi dalam berbagai
bentuk seperti e-mail, mailing list, chat, bulletin board, and konferensi
komputer.
- TIK sudah menjadi suatu daya penggerak perubahan bidang pendidikan dan
mereka adalah suatu bagian integratif dari kebijakan dan rencana
pendidikan nasional. Bukti yang berkembang menunjukkan semakin banyak
negara yang mulai melengkapi sekolah mereka dengan komputer untuk mencapai
reformasi sekolah atau usaha peningkatan sekolah atau bahkan untuk memberi
sekolah mereka suatu penampilan modern dan bertenologi. Bagaimanapun,
dalam posisi ini banyak pendidik yang melihat teknologi online sebagai
suatu jalan untuk pengajaran, pelajaran, dan praktek penguasaan baru,
hanya mempunyai sedikit informasi tentang potensi dan penggunaan otentik
dari ICT dalam pendidikan. Pengalaman menunjukkan bahwa pengenalan tentang
teknologi di sekolah mengalami tiga fasa, yakni suatu tahap penggantian di
mana praktek tradisional masih terjadi tetapi teknologi baru digunakan;
suatu tahap transisi di mana praktek baru mulai muncul dan praktek lama
dipertanyakan; dan suatu tahap transformasi di mana teknologi memungkinkan
praktek baru dan praktek lama menjadi usang. Jika pendidik meminta dengan
tegas atas penggunapan TIK sebagai pengganti praktek yang ada, mereka
tidak dapat berperan untuk memecahkan permasalahan di bidang pendidikan
yang saat ini mereka temui.
- Pengenalan TIK di sekolah telah membawa suatu sikap yang lebih positif
terhadap sekolah pada diri siswa. Karena TKI dan belajar berbasis web
menawarkan keaneka ragaman yang lebih besar dari tujuan, proyek,
aktivitas, dan latihan dalam pembelajaran dibanding kelas tradisional, minat
dan motivasi siswapun meningkat secara nyata. Para guru dan siswa
terangsang karena pengajaran menjadi lebih dinamis yang memperluas visi
mereka seperti halnya akses ke bahan belajar dan perangkat lunak bidang
pendidikan yang bermutu tinggi. Lebih dari itu, para guru kelihatannya
termotivasi untuk mengajar dengan lebih kreatif. Portal pembelajaran
menghubungkan para guru kepada sejumlah racangan pelajaran, panduan guru,
dan soal-soal latihan siswa yang ditempatkan di Internet oleh institusi
pemerintah, LSM, dan institusi pendidikan.
- Kelas online cenderung untuk menjadi lebih sukses jika TIK
dikombinasikan dengan suatu ilmu pendidikan yang tepat. Gelanggang
pendidikan dari pembelajaran online masih sangat muda. Saat banyak
institusi yang menawarkan kursus online, pemahaman mendalam tentang isu
pedagogis yang berhubungan dengan pendidikan online masih belum diselidiki
secara mendalam. Banyak kursus online yang hanya halaman web
dikombinasikan dengan e-mail dan ruangan chatting tanpa landasan
pedagogis. Pengalaman-pengalaman sukses menunjukkan bahwa telah ada suatu
penurunan dari aktivitas dipandu guru seperti halnya penurunan jumlah
pembelajaran tatap muka dan bergerak ke arah aktivitas yang berbentuk
proyek dan pembelajaran mandiri sebagai hasil pemanfaatan TIK.
- Pembelajaran online memungkinkan siswa mempunyai kendali lebih besar
terhadap kegiatan dan isi pembelajaran. Lingkungan online mennempatkan
siswa di tengah-tengah pengalaman belajar. Pada pembelajaran tradisional,
pengulangan digunakan berkali-kali dengan memperkenalkan informasi yang
sangat serupa dalam format berbeda atau dengan menanyakan pertanyaan yang
sama dengan cara yang berbeda. Padahal banyak siswa tidak suka latihan
yang berulang-ulang. Internet mendorong siswa untuk menggali informasi dan
contoh praktis. Hypermedia dan multimedia memudahkan pendekatan yang belum
pernah terjadi pada pembelajaran tradisional. Internet mempromosikan suatu
alternatif jenis belajar dengan melakukan (learning by doing) di manapara
siswa diminta untuk melakukan proyek yang berhubungan dengan situasi hidup
nyata. Teknologi menyampaikan informasi dengan penekanan pada penciptaan
dan explorasi aktif terhadap pengetahuan dibandingkan transfer informasi
searah, yang memungkinkan siswa tersebut untuk menggunakan secara penuh
kemampuan kognitif mereka sendiri.
- Corak interaktif sumber belajar memungkinkan siswa untuk terus
meningkatkan keterlibatannya dengan pengembangan isi dan dengan demikian
berperan dalam suatu situasi belajar yang lebih otentik. Sebagai contoh,
para siswa dapat mengakses perpustakaan maya di seluruh dunia. Dengan
demikian mereka mempunyai akses ke sejumlah besar informasi dan sumber
belajar yang luas yang tidak dapat dicapai dalam seting pembelajaran yang
tunggal. Sejauh yang terkait dengan guru, sejumlah besar sumber belajar
yang diletakkan di Internet telah membantu guru dalam menghadapi tantangan
mengajar sehari-hari. Para guru dapat saling betukar rencangan
pembelajaran, teknik pedagogis, dan strategi yang berhubungan dengan
isu-isu dan permasalahan umum.
- Pembelajaran online menyediakan perkakas teknis yang membuat belajar
lebih mudah. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan untuk mencari informasi
dan bahan belajar adalah segera dan intuitif. Bahasa tersebut tidaklah
harus dipelajari oleh pemakai dan dapat diadopsi dengan usaha minimal.
Tatabahasa Dan sintaksis dasar dapat digunakan sebagai instrumen untuk
mencari dan memperoleh informasi. Pengintegrasian komunikasi dan authoring
tools, bersama dengan alat penghubung clickto-connect telah berhasil
dengan mantap mempermudah proses mengecek email, mengakses data, dan
pengaturan atas koneksi konferensi komputer. Teknologi simulasi tau
visualisasi dapat membantu siswa untuk belajar sistem yang kompleks dengan
cara yang lebih kongkrit. Komunikasi percakapan berbasis komputer
(Computer Mediated Chatting = CMC) dan bulletin board dapat melengkapi
pertemuan tatap muka.
- Pendidikan dan pelatihan guru sekarang meliputi pembelajaran
kolaboratif dan just-intime. TIK membuka suatu dunia yang utuh dari
belajar sepanjang hayat melalui pendidikan jarakjauh, pembelajaran
asynchronous, dan pelatihan atas permintaan. TIK cukup fleksibel untuk
memperkenalkan kursus baru sebagai jawaban langsung atas permintaan yang
semakin meningkat.
- TIK membantu memecahkan isolasi profesional yang banyak diderita para
guru. Dengan TIK, mereka dapat dengan mudah berhubungan dengan para
profesional lain, rekan kerja, penasihat, universitas dan pusat keahlian,
dan dengan sumber belajar. Para guru kini menerbitkan bahan belajar yang
mereka kembangkan di Internet dan berbagi pengalaman mengajar mereka
dengan guru lainnya.
- Penggunaan jaringan komputer untuk mempromosikan aktivitas belajar
berkelompok menjadi semakin lebih populer. Teknologi komputer dalam
pendidikan bergerak dari belajar mandiri ke metode belajar jarak jauh
berkelompok. Dengan menggunaan perangkat komunikasi berbasis komputer dan
kelompok belajar berbasis web, siswa dapat menerapkan pengetahuan yang
dimiliknya dengan mengkombinasikan usaha mereka untuk mengembangkan suatu
aktivitas atau proyek. Belajar koperatif melalui komputer mempunyai efek
positif atas kinerja tugas kelompok, prestasi individu, dan sikap terhadap
belajar kolaboratif.
- Universitas sedang memasuki fase kemitraan dengan sektor swasta,
terutama sekali industri teknologi informasi, dalam rangka membantu
menjaga kelangsungan hidup operasi dan keuangan dari program pendidikan
berbasis TIK. Semakin banyak sekolah menyadari bahwa berhubungan dengan
sektor bisnis tidak akan mengancam sistem persekolahan. Yang lain melihat
suatu keuntungan dalam capitalising atas produk dan jasa pendidikan
mereka. Persekutuan belajar di penyampaian produk dapat menawarkan
berbagai manfaat, seperti pengurangan biaya-biaya pengembangan latihan,
berbagi biaya-biaya penelitian dan pengembangan yang bersama, atau berbagi
database dan isi perpustakaan.
- TIK meningkatkan fungsi perpustakaan dan mengubah peran pustakawan
secara hakiki. Sekolah tidak perlu melanjutkan penderitaan atas kelangkaan
pendukung perpustakaan dengan memanfaatkan sumber belajar yang kaya yang
tersedia di Internet.
B. Upaya Pemberdayaan Internet untuk pendidikan
Saat ini dunia telah berada
dalam era komunikasi instan atau dikenal pula sebagai era informasi. Era
informasi ditandai oleh pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi informasi
dan komunikasi (TIK), khususnya komputer dan internet. Internet merupakan
jaringan global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide
areal network) termasuk komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan
setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa saling melakukan komunikasi satu
sama lain. Sebenarnya, internet awalnya lahir untuk suatu keperluan militer di
Amerika Serikat. Pada awal tahun 1969 Advanced Research ProjectAgency (ARPA)
dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, membuat suatu eksperimen
jaringan yang diberi namaARPAnet untuk mendukung keperluan penelitian (riset)
kalangan militer. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya jaringan ini
dipergunakan untuk keperluan riset perguruan tinggi, yang dimulai dengan
University of California, Stanford Research Institute dan University of Utah
(Cronin, 1996). Fasilitas aplikasi Internet cukup banyak sehingga mampu
memberikan dukungan bagi keperluan militer, kalangan media massa, kalangan
bisnis, maupun kalangan pendidikan.
Dalam kaitan
pemanfaatannya untuk pendidikan, Ashby (1972) seperti dikutip oleh Miarso (2004),
menyatakan bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima.
Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada
seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk
keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya
mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak.
Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio
dan televisi untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima,
seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya teknologi komunikasi dan informasi
mutakhir, khususnya komputer dan internet untuk pendidikan. Revolusi ini
memberi dampak terhadap beberapa kecenderungan pendidikan masa depan. Beberapa
ciri tersebut, menurut Ashby seperti dikutip oleh Miarso (2004) adalah sebagai
berikut:
1. Berkembangnya
pembelajaran di luar kampus sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan.
2. Orang memperoleh akses
lebih besar dari berbagai sumber belajar.
3. Perpustakaan sebagai
pusat sumber belajar menjadi ciri dominant dalam kampus.
4. Bangunan kampus
berserak (tersebar) dari kampus inti di pusat dengan kampus satelit yang ada di
tengah masyarakat.
5. Tumbuhnya profesi baru
dalam dalam bidang media dan teknologi.
6. Tuntutan terhadap lebih
banyak belajar mandiri.
Kecenderungan lain,
seperti diungkapkan oleh Ryan et al (2000) adalah sebagai berikut:
·
Teknologi yang ada saat ini dapat mentransformasi cara pengetahuan dikemas,
disebarkan, diakses, diperoleh dan diukur. Sehingga merubah cara produksi dan
penyampaian materi dari cetak dan analog ke dalam bentuk digital dalam bentuk
DVD, CD-ROM, maupun bahan belajar on-line berbasis web lainnya.
·
Orang akan lebih memilih metode belajar yang lebih luwes (flexible), mudah,
dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Sehingga memicu
terjadinya pergeseran pola pendidikan dari tatap muka (konvensional) kearah
pendidikan yang lebih terbuka. Dengan adanya teknologi internet ini sistem
penyampaian dan komunikasi (delivery system and communication) antara siswa
dengan guru, guru dengan guru atau siswa dengan siswa dapat dilakukan dengan
berbagai bentuk dan cara, baik secara bersamaan (synchronous) maupun
(asynchronous). Beberapa bentuk komunikasi yang dapat dilakukan antara lain
adalah sebagai berikut (Purbo, 1997):
·
Dialog elektronik (chatting); dialog elektronik adalah percakapan berbasis
teks yang dapat dilakukan secara online dalam waktu bersamaan (synchronous)
antara dua atau lebih pengguna internet. Contoh aplikasi dalam konteks
pendidikan tinggi, dialog elektronik dapat digunakan untuk proses komunikasi
antara dosen dengan beberapa orang mahasiswanya dalam mendiskusikan suatu topik
perkuliahan tertentu.
·
Surat elektronik (e-mail); surat elektronik merupakan suatu bentuk
komunikasi tidak bersamaan (asynchronous) yang memungkinkan terjadinya
komunikasi antara mahasiswa dengan dosen atau mahasiswa dengan mahasiswa lain
melalui surat yang disampaikan secara elektronik melalui internet. Berbeda
dengan chatting, dengan cara ini umpan balik yang diperoleh mungkin tertunda.
·
Konferensi kelompok melalui surat elektronik (mailing list); Mailing list
merupakan perluasan dari e-mail dimana seseorang dapat mengirim pesan kepada
sekelompok orang tertentu yang telah terdaftar untuk bergabung dalam kelompok
diskusi. Sebagai contoh, seorang dosen memiliki daftar mahasiswa yang tergabung
dalam kelompok mata kuliah tertentu. Pemberian tugas dan diskusi dapat
dilakukan melalui fasilitas seperti ini.
·
Konferensi jarak jauh (teleconference); konferensi jarak jauh dapat berupa
konferensi audio maupun konferensi video. Kedua konferensi ini dapat dilakukan
dengan cara "point to point" atau "multi point". Cara
pertama dilakukan dalam dua tempat. Sedangkan cara kedua dilakukan dalam lebih
dari dua tempat. Sebagai contoh, seorang guru dari sekolah tertentu dapat
mendiskusikan suatu topik tertentu kepada siswa di beberapa sekolah lain dalam
waktu bersamaan.
C. Edukasi.Net
Sebelum menjawab
mengapa, terlebih dahulu perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan EdukasiNet.
Mengingat potensinya yang sangat luar biasa, seperti dijelaskan di atas,
EdukasiNet hadir sebagai upaya memberdayakan potensi internet untuk kebutuhan
pendidikan. Lebih tepatnya, EdukasiNet hadir sebagai sebagai salah satu media
jaringan sekolah (schoolnet) di Indonesia. Jaringan sekolah adalah suatu
kegiatan komunitas sekolah (guru, siswa, atau tenaga pendidik dan kependidikan
lain) yang dimediasi oleh internet sebagai sarana komunikasi atau bertukar
informasi satu sama lain. Terjadinya pertukaran informasi yang mudah dan cepat
tanpa terbatas ruang dan waktu melalui program jaringan sekolah ini
memungkinkan terjadinya komunitas masyarakat informasi (knowledge-based
society) dalam lingkup sekolah. Di masa mendatang diharapkan terjadi
jaringan sekolah yang tidak hanya terjadi dalam skala lokal (nasional), tapi
dalam skala yang lebih luas, yaitu regional dan internasional. Jadi,
EdukasNet adalah
program jaringan sekolah yang dikembangkan oleh Pustekkom yang berfungsi
sebagai 1) wahana komunikasi lintas sekolah; 2) wadah sumber belajar; dan 3)
wahana berbagi informasi antar sekolah di Indonesia. Sebagai portal pendidikan,
EdukasiNet dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja melalui
url: http://www.e-dukasi.net. Dengan tiga peran utama tersebut, maka
EdukasiNet dapat berfungsi atau memerankan diri
sebagai jaringan sekolah (schoolnet).
Mengapa EdukasiNet
dikembangkan? Alasan pertama adalah untuk menjawab adanya kenyataan bahwa
sampai dengan tahun 2002, sulit sekali ditemukan herbagai bahan belajar
berbasis web yang berbahasa Indonesia dan sesuai dengan kurikulum. Saat itu,
beberapa jaringan sekolah telah dikembangkan diantaranya adalah "Sekolah Online",
`guru Online’. ’Jaringan Informasi Sekolah’, dan lain-lain. Tapi,
sebagian besar belum menyediakan bahan belajar (content) yang sesuai
dengan kurikulum. Alasan kedua, internet memungkinkan untuk dapat
mendistribusikan informasi dengan cepat tanpa mengenal ruang dan waktu. Oleh
sebab itu, pengalaman (best practices), ide, peristiwa/berita atau informasi
lain berkaitan dengan pendidikan dan atau pembelajaran yang berasal dari suatu
sekolah, guru, ahli dan lain-lain juga memungkinkan didistribusikan dengan
cepat melalui internet. Alasan ketiga, dengan media internet, tidaklah mustahil
antara guru dengan guru di sekolah yang berbeda, antara ahli, siswa dengan guru
di tempat berbeda dapat saling berkomunikasi baik secara langsung (synchronous)
maupun tertunda (asynchronous) untuk mendiskusikan suatu topik/ tema
tertentu. Sehingga pertukaran pengetahuan dapat terjadi dan terdistribusi
dengan cepat ke banyak sasaran secara efisien. EdukasiNet dirancang untuk dapat
melakukan hal ini.
Terjadinya pertukaran
informasi yang mudah dan cepat tanpa terbatas ruang dan waktu melalui program
jaringan sekolah (EdukasiNet) ini memungkinkan terjadinya komunitas masyarakat
informasi (knowledge-based society) dalam lingkup sekolah. Ketiga hal
tersebut merupakan tujuan utama (ultimate goal) dikembangkannya EdukasiNet.
Sebenarnya, EdukasiNet
lahir setelah melalui beberapa proses kajian ilmiah sejak tahun 2002. Pada
bulan Juni tahun 2002, pengembangan EdukasiNet diawali dengan penggalangan ~
dukungan dari lingkungan Depdiknas seperti Direktorat Pendidikan Menengah Umum,
dan Direktorat Menengah Kejuruan serta dari kalangan luar Depdiknas seperti
Divisi Risti PT. Telkom, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jaringan Informasi
sekolah (JIS), ICT Watch, dan media massa yang bergerak dalam bidang teknologi
informasi. Kegiatan tersebut kemudian diikuti dengan serangakaian kegiatan
penyelenggaraan seminar e-learning pada tanggal 2 Juli 2002.
Sebagai portal yang
dinamis, EdukasiNet akan senantiasa terus mengalami perbaikan sepanjang waktu
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi itu sendiri. Lantas ; apa
manfaat EdukasiNet bagi para penggunanya? Manfaat EdukasiNet dapat dijelaskan ;
sebagai berikut:
1. Sebagai Sumber Bahan
Belajar:
·
guru dan siswa dapat memperoleh berbagai bahan belajar yang meliputi bahan
belajar yang berkaitan dengan semua mata pelajaran untuk SD, SMP dan SMA, modul
online, pengetahuan populer, berita serta artikel pendidikan dengan cara
mengunduh (mendownload) atau memanfaatkannya langsung dalam kelas;
·
siswa dapat menguji kemampuan/kompetensi semua mata pelajaran yang
dipelajarinya secara online;
·
guru dapat memperoleh informasi mengenai teknik dan tips dalam belajar dan
membelajarkan siswa;
·
guru dapat berbagi ilmu dengan guru lain dengan cara mengirimkan karyanya
berupa bahan belajar berbasis web ke administrator EdukasiNet untuk di-upload;
2. Sebagai Sarana
Komunikasi dan Kolaborasi Lintas Sekolah
·
Sekolah memperoleh ruang (space) untuk menampilkan web site
sekolahnya masingmasing sebagai sub domain EdukasiNet;
·
Guru dapat mengirimkan ide, pengalaman, karya ilmiah atau berita pendidikan
ke
·
Siswa dapat berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan sesama siswa
dari
·
Guru dapat berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan sesama guru
dari sekolah lain di Indonesia secara online dengan memanfaatkan fasilitas
forum guru (melalui e-mail, millist atau chatting);
·
adminstrator EdukasiNet untuk dipublish dalam feature artikel dan news
EdukasiNet;
·
sekolah lain dengan memanfaatkan fasilitas forum siswa.
Fasilitas/Feature EdukasiNet
Sumber Bahan Belajar (Learning Resource)
EdukasiNet menyediakan
sumber belajar yang dirancang secara khusus dan dapat diakses dan atau di download
secara gratis. Sumber belajar ini terdiri dari materi pokok, modul online, pengetahuan
populer, serta teknik dan tips mengajar.
·
Materi Pokok, yaitu bahan belajar
yang meliputi semua mata pelajaran untuk SD, SMP, SMA atau yang sederajat dan
sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Materi pokok ini dikembangkan secara
bertahap, antara lain mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa
Inggris, dan mata pelajaran lainnya.
·
Modul Online ini dirancang untuk
siswa dan guru SMP-SMATerbuka dalam versi digital, sehingga mereka dapat
mengambil/mencetak modul sesuai dengan kebutuhan. Namun siapapun Anda dapat
memanfaatkan modul ini seperti mereka.
·
Pengetahuan Populer, berisikan informasi
praktis yang dikemas dengan gaya yang khas dan ringan. Topik yang disajikan
dipilih yang populer dan bermanfaat bagi masyarakat. Topik-topik tersebut
terhimpun dalam rubrik tertentu yang dibutuhkan pengguna. Di sini Anda dapat
memilih rubrik yang menarik sesuai selera Anda. Rubrik tersebut antara lain
Fotografi, Elektronika, Otomotif dan Teknologi Informasi, Lingkungan Hidup,
Kesehatan, Fenomena Alam, Kiat Belajar, dll. Pengguna yang mempunyai
bahan/informasi yang menarik untuk dimuat dalam rubrik ini dapat disampaikan
kepada Admin EdukasiNet.
- Uji Kemampuan, berupa
soal-soal latihan yang disusun berdasarkan standar kompetensi yang ada
pada kurikulum sekolah. Di sini pengguna (khususnya siswa SD, SMP dan SMA
atau yang sederajat) dapat berlatih mencoba sejauhmana penguasaan materi
pelajaran di sekolah.
Interaksi Komunitas
Forum komunitas ini
dirancang sebagai wahana tukar informasi antar pengguna EdukasiNet. Guru,
siswa, mahasiswa, orang tua, pakar/praktisi atau siapapun yang peduli dengan
pendidikan dapat bergabung secara aktif di sini. Interaksi komunitas ini dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk sebagai berikut:
·
Forum, Interaksi didalam forum
ini dirancang untuk komunikasi antar guru dengan guru lain, siswa dengan siswa
lain, guru dengan siswa dalam bentuk diskusi atau tukar informasi, pemikiran,
saran, mata pelajaran, dan lainnya. Namun forum ini juga terbuka bagi siapapun
yang peduli dengan pendidikan untuk aktif memberikan sumbangan pemikiran dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
·
Chatting Fasilitas ini
memungkinkan pengguna dapat melakukan dialog secara elektronik (chatting)
secara langsung dengan pengguna lain di tempat yang berbeda secara real time.
lnfo
Fitur ini menyediakan
layanan berupa artikel, news, event, dan web sekolah. secara lebih rinci,
berbagai layanan dalam fitur ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
·
Artikel Fitur ini menyediakan
layanan artikel yang lebih difokuskan pada topik pendidikan dan informasi
lainnya yang terkait dengan pendidikan. Melalui fasilitas ini pengguna tidak
hanya berkesempatan membacanya, tetapi juga dapat men-downloadnya secara bebas
dan gratis. Pengguna juga bisa menyumbangkan buah pikiran/tulisan ini dan
dikirim melalui administrator EdukasiNet.
·
News EdukasiNet menyediakaan
fasilitas berita (news) yang dirancang dari, oleh, dan untuk pengguna. Oleh
karena itu partisipasi aktif pengguna sangat menentukan dinamika feature ini.
·
Kalender Kegiatan (Event) Fitur ini menyajikan
informasi/berita tentang kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pengelola,
ataupun oleh komunitas EdukasiNet khususnya sekolah.
·
Web Sekolah EdukasiNet menyediakan
fasilitas informasi tentang sekolah yang merupakan anggota (user member) dari
EdukasiNet. Informasi ini tersimpan dalam aplikasi dan server EdukasiNet serta
dapat diisi atau diedit oleh sekolah yang menjadi anggota.
Pola Pemanfaatan Bahan Belajar EdukasiNet di Sekolah
Bahan belajar yang ada
di EdukasiNet dapat dimanfaatkan, khususnya oleh guru dan siswa dalam berbagai
cara/pola sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah, guru maupun siswanya itu
sendiri. Ada empat alternatif pola pemanfaatan EduaksiNet di sekolah, yatu: 1)
pola pemanfaatan langsung (di lab komputer); 2) pola pemanfaatan di kelas; 3)
pola penugasan; dan 4) pola individual.
·
Pola Pemanfaatan Langsung (di Lab Komputer): Pola ini dapat dilakukan oleh sekolah yang telah memiliki lab komputer yang
terhubung langsung A dengan internet. Siswa dapat secara individu (satu siswa satu
komputer) dengan bimbingan guru mempelajari topik pelajaran tertentu. Bila
jumlah komputer di lab tidak memungkinkan untuk belajar secara individu, siswa
dapat belajar secara kelompok (antara 2 - 4 orang per komputer).
·
Pola Pemanfaatan di Kelas: Apabila sekolah belum
memiliki lab komputer, namun mempunyai sebuah LCD projector dan sebuah komputer
(desktop/laptop) yang tersambung ke internet, maka pemanfaatannya dapat
dilakukan dengan cara presentasi dan diskusi kelas. Bila komputer di kelas
tidak terhubung ke internet, sebelumnya guru dapat men-Download terlebih dahulu
topik pelajaran tertentu yang dibutuhkan dari EdukasiNet, kemudian
dipresentasikan secara offline melalui LCD Projector di kelas. Untuk pola yang
kedua ini, disarankan guru terlebih dahulu mengidentifikasi dan mendownload
topik-topik yang dibutuhkan untuk kemudian dimanfaatkan di kelas. Bahan belajar
yang ada di EdukasiNet dapat didownload secara gratis oleh siapa saja, kapan
saja dan dimana saja.
·
Pola Penugasan: Pola ini dapat
dilakukan untuk sekaligus mengembangkan ICT Literacy siswa. Siswa, baik secara
kelompok maupun individual diberikan tugas untuk menelusuri bahan
belajartertentu di situs EdukasiNet (http:///www.e-dukasi.net)atau
situs lain, kemudian siswa tersebut mempresentasikan dan mendiskusikan hasil
karyanya tersebut di kelas atau siswa mengumpulkan tugasnya dalam bentuk
tulisan, gambar, grafik dan lain-lain dengan memanfaatkan aplikasi
komputertertentu (seperti MSWord, MS Powerpoint, Coreldraw, dll.). Untuk pola
ini, disarankan guru yang menugaskan telah menelusuri dan menentukan alamat
situs yang harus dibuka oleh siswa.
·
Pola Pemanfaatan Individual: Yang dimaksud dengan
pola individual disini adalah siswa atas inisiatif sendiri dibebaskan
mengeksplorasi semua bahan belajar (baik materi pokok, pengetahuan populer,
modul online, maupun uji kemampuan) yang ada dalam EdukasiNet. Siswa dapat
mengakses EdukasiNet di sekolah, Warnet, atau rumah sesuai dengan kondisi
masing-masing.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
EdukasiNet adalah
portal jaringan sekolah yang dikembangkan oleh Pustekkom yang berfungsi sebagai
1) wahana komunikasi lintas sekolah; 2) wadah sumber belajar; dan 3) wahana berbagai informasi antar sekolah
di Indonesia. EdukasiNet dapat diakses melalui url: http://www.e-dukasi.net. Sebagai portal jaringan sekolah, EdukasiNet menyediakan 1) bahan belajar (meliputi
materi pokok, pengetahuan populer, modul online, dan uji kompetensi); 2) forum
(meliputi forum diskusi untuk semua mata pelajaran, chatting dan milis; dan 3)
informasi (yang meliputi artikel, berita, kalender kegiatan (event) dan web
sekolah).
Sampai tanggal 28
Desember 2005, telah tercatat sebanyak 500.000 orang yang telah mengunjungi
EdukasiNet. Disamping itu, tercatat 4.282 anggota aktif pengguna EdukasiNet.
Jumlah ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan portal lain yang telah maju
seperti ilmukomputer.com, dan yang lainnya. Namun demikian, bagi mereka yang
telah memanfaatkan EdukasiNet memberikan pendapat yang positif terhadap
kehadiran EdukasiNet (37% menyatakan sangat baik dan 30% menyatakan baik).
Sementara itu, jumlah bahan belajar yang telah diupload sebanyak 55 judul
materi pokok, 79 judul modul online, dan 150 judul pengetahuan populer. Ke depan
diharapkan EdukasiNet tidak hanya menyediakan bahan belajar untuk SMA saja,
tapi juga untuk SMP dan SD. Untuk mempercepat peningkatan jumlah bahan belajar,
diharapkan bahan belajar tidak hanya diproduksi oleh Pustekkom saja tapi juga
dari guru atau komunitas pendidikan lainnya. Begitu pula halnya dengan artikel
dan berita. Sementara itu, model musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dimasa
mendatang dapat terjadi melalui forum diskusi per mata pelajaran yang ada dalam
portal EdukasiNet. Sehingga diskusi (pertukaran informasi) dapat terjadi secara
online tanpa harus berkumpul di satu tempat tertentu. Bahan belajar yang ada
dalam EdukasiNet dapat dimanfaatkan secara fleksibel sesuai dengan kondisi
sekolah. Bahan belajar yang ada dalam EdukasiNet dapat dimanfaatkan dengan: 1)
pola pemanfaatan langsung di lab komputer; 2) pola pemanfaatan di kelas; 3)
pola penugasan; mupun 4) pola individual. Semua bahan belajar tersebut dapat didownload
secara gratis oleh guru, siswa atau siapapun yang membutuhkan.
Namun demikian, dalam
pemanfaatannya di lapangan, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi
untuk dapat membuat portal jaringan sekolah EdukasiNet ini berjalan dengan baik
dan dinamis. Tantangan pertama adalah belum adanya relawan sebagai moderator
untuk forum diskusi. Forum diskusi ini sebenarnya dikelompokkan berdasarkan
mata pelajaran. Misalnya, forum diskusi untuk mata pelajaran matematika,
fisika, kimia dan mata pelajaran lain. Sampai saat ini diskusi yang terjadi
masih belum terarah atau tidak fokus pada topik/ tema tertentu. Sehingga,
walaupun telah terjadi diskusi satu sama lain, tapi apa yang didiskusikan masih
tidak menentu. Begitu pula halnya dengan forum diskusi mata pelajaran yang
lainnya. Tantangan kedua adalah belum banyaknya guru (user EdukasiNet) yang
mengirimkan artikel ilmiah berkaitan dengan pengalaman atau hasil penelitian
yang berkaitan dengan pendidikan atau lebih khusus berkaitan dengan
pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu. Tantangan terakhir adalah kendala
teknis yang klasik dihadapi seperti 1) sulitnya akses internet karena mahal dan
kecepatan akses yang kurang memadai; 2) kebijakan sekolah yang belum mendukung;
3) tenaga guru yang menguasai komputer dan internet yang masih rendah; serta 4)
anggaran sekolah yang masih rendah. Akhirnya, pemanfaatan internet di sekolah
belum menjadi skala prioritas mengingat masih banyak kebutuhan lain yang lebih
dianggap prioritas dibandingkan dengan internet dan lab komputer.
·
Rusjdy S. Arifin. 2005. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan
di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Diknas
·
Uwes Anis Khaeruman. 2005. Edukasi net di Indonesia. Jakarta:
Pustekkom Diknas
·
Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Pustekkom Diknas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar