Untuk
menjadi orang baik dibutuhkan suatu perjuangan dan usaha yang tidak mudah.
Begitu juda perjuangan untuk menjadi orang baik lebih sulit daripada perjuangan
pahlawan terdahulu. Seperti halnya sebagai seorang santri, tujuan dan keinginan
santri semua ingin menjadi orang baik. Dalam status sebagai seorang santri
ketika dipondok pesantren atau dirumah lebih-lebih dilingkungan masyarakat,
tidak semua orang mau menerima santri, dalam arti mendukung menjadi seorang
santri.
Mungkin
orang yang tidak suka pada santri menganggap santri sebagai penghalang
kelangsungan perbuatan maksiat mereka, dan terkadang mereka tidak segan-segan
untuk mencela, mencemooh, menghina bahkan menyakiti santri.
Dalam
menyikapi hal semacam ini, santri perlu jurus-jurus serta senjata-senjata yang
ampuh untuk mengahadapi mereka, yaitu bukan jurus rawa rontek, rengka gunung,
senjata seperti senapan, basoka, panah ataupun parang, tetapi jurus dan senjata
itu adalah sikap atau sikap yang baik yaitu :
Pertama : sifat sabar, sabar yang paling
utama adalah jika disakiti orang dengan memaafkan dan mendoakan baik pada orang
yang menyakiti, dan dua sifat tersebut merupakan sifatnya pada siddiiqiin
Kedua : tidak membalas orang yang
berbuat jelek, dengan diam saja ketika ada orang yang berbuat jelek bahkan
menyakiti serta tidak membalas perbuatannya maka orang tersebut akan lelah dan
jera.
Ketiga : harus membersihkaan atau
membabat habis sifat-sifat tercela pada hati dan diri. Sifat-sifat tercela
tersebut ialah hasad, riya’, dengki, ujub, takabur, sum’ah, su’udzon, iri, dan
masih banyak yang lainnya.
Keempat : jangan sekali-kali mendoakan
jelek pada orang yang menyakiti, semisal jika dipukul, dihina, dicaci-maki
jangan sampai kita berdoa seperti ini : “Ya Allah semoga orang yang
menyakitiku celaka, dibalas sama orang lain, tertabrak becak, jatuh dari kursi,
dll.” Karena jika doa ini tidak diterima oleh Allah SWT, maka dikhawatirkan
doa ini akan kembali atau akan menimpa kita sendiri. Oleh sebab itu kita
dianjurkan untuk mendoakan kebaikan pada orang berbuat baik pada kita,
lebih-lebih orang yang menyakiti kita. Contohnya : “Ya Allah semoga orang
yang menyakitiku sadar, tobat, tidak berbuat jahat lagi padaku dan pada orang
lain.”
Kelima : jika orang yang menyakiti
terkena musibah, jangan sampai mengatakan : “Wah, musibah ini pasti sebab
menyakitiku, rasain !!!.” tetapi berhusnudzon (berbaik sangka) lah, semoga
dengan musibah yang menimpanya menjadikannya sadar, bertaubat dan menjadikan
efek jera baginya.
Itulah tadi kelima jurus dan senjata
yang ampuh untuk mengahadapi mereka. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar