Jumat, 24 Mei 2013

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN


PENELITIAN KUANTITATIF 

BAB I
PENDAHULUAN
           Penelitian adalah suatu usaha untuk menjelaskan sebuah gejala dengan cara menghubungkan berbagai variabel berdasarkan kaidah tertentu dalam kaidah ilmu pengetahuan. Tujuan dari diadakannya sebuah penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan, mengklarifikasi ilmu pengetahuan agar menjadi tahu dan mendapatkan kebenaran akan sesuatu yang ingin dimengerti. Penelitian bermula dari timbulnya rasa ingin tahu pada seseorang.
      Untuk mencari tahu atau melakukan sebuah penelitian, setidaknya seseorang harus mengenal dulu macam-macam penelitian yang umum dipakai. Untuk menjadi peneliti seseorang tidak harus mengikuti proses dan prosedur tertentu, akan tetapi untuk memiliki ilmu pengetahuan (sains), seseorang harus mengikuti proses, prosedur dan kaidah tertentu.
          Penelitian secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Dua macam penelitian ini yang kemudian menurun menjadi bermacam-macam penelitian, seperti misalnya penelitian ekonomi, penelitian sosial, dan lain sebagainya. Dalam makalah kami ini, kami hanya akan membahas penelitian kuantitatif karena penelitian kualitatif akan dibahas sendiri oleh kelompok setelah kami. Dan tentunya makalah kami banyak sekali kekurangan, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Penelitian Kuantitatif

            Pengertian Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan-pendekatan deduktif-induktif, artinya pendekatan yang berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamanya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan beserta pemecahan yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris dilapangan. (UM ; 1993). Margono (1997) menjelaskan dalam buku Ahmad Tanzeh bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu penbelitian yang lebih banyak menggunakan logika hipotesis verifikasi yang kemudian melakukan pengujian di lapangan dan kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris. Oleh karena itu lebih menekankan pada indek-indek dan pengukuran empiris.
             Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan jumlah banyaknya objek yang ditelitinya. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didesain sangat spesifik, yaitu penelitian yang dirancang untuk mengetahui objek tertentu, atau benar-benar fokus kepada suatu permasalahan saja.
Penelitian kuantitatif ada bermacam-macam. Umumnya, penelitian kuantitatif adalah penelitian tentang ilmu eksak atau ilmu pasti (sains). Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk melakukan test terhadap teori yang sudah ada sebelumnya.
Salah satu contoh penelitian kuantitatif adalah penelitian tentang jumlah pendapatan di sebuah daerah. Penelitian tersebut termasuk penelitian kuantitatif karena penelitian itu membutuhkan data-data yang riil dan menggunakan hitingan-hitungan yang pasti.
Yang termasuk penelitian kuantitatif adalah: penelitian ekonomi, penelitian kependudukan, dan penelitian lain yang menggunakan prosedur dan kaidah yang ditentukan secara ilmiah.
      Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
       Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
       Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
       Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan.
        Beberapa survei dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk memilih metode dan teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden survei, survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan semua layanan yang diberikan oleh pengantar komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya metode pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik yang lain tidak tercakup dalam cakupan ini.

B.   Karakteristik Penelitian Kuantitatif

Ada beberapa macam pendapat tentang karakteristik penelitian kuantitatif. Karakteristik penelitian kuantitatif menurut Arikunto (2002), adalah:
a.       Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal.
b.      Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.
c.       Hipotesis: mengajukan hipotesisyanbg akan diuji dalam penelitian, dan hipotesis menentukan hasil yang diramalkan.
d.      Desain: langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan jelas.
e.       Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan
f.       Analisis data: dilakukann sesudah semua data terkumpul.

Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel tersebut harus didefinisikan  dalam bentuk operasionalisasi variable masing-masing. Relibilitas dan validitas merupakan syarat muthlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis.
Pendekatan kuantitatif  bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukan hubungan antar variable, memberikan deskripsi stratistik, menaksir dan meramalkan hasilnya. Desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, harus tersruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin sebelumya. Desainya bersifat spesifik dan detil karena desain merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya.oleh karena itu, jika desainya salah hasilnya akan menyesatkan.

C.   Unsur-unsur Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan secara jelas. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan digunakan.
Penelitian kuantitatif lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya. Setiap kegiatan penelitian kuantitatif selalu dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan berlandaskan metode ilmiah.
Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
1.      Merumuskan masalah.
Tanpa ada masalah tidak terjadi penelitian, sebab penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah. Masalah pada umumnya diajukan dalam bentuk pertanyaan sekalipun tidak selamanya sebab bisa juga dalam bentuk pernyataan. Permasalahan bisa diajukan dalam bentuk deskriptif, asosiatif dan komparatif bahkan untuk satu penelitian bisa diajukan ketiga-tiganya bergantung kepada tujuan yang akan dicapainya.
2.      Mengkaji teori.
Mengkaji teori keilmuan berkaitan dengan bidang ilmu yang dijadikan dasar perumusan masalah. Peneliti menelusuri konsep-konsep, prinsip, generalisasi dan berbagai literatur, jurnal dan sumber lain berkaitan dengan variabel dan masalah yang diteliti. Kajian teori tersebut sebagai dasar dalam merumuskan kerangka berpikir dalam melihat hubungan antar variabel untuk Selanjutnya mengajukan alternatif kemungkinan jawaban atas masalah atau sering disebut hipotesis.
3.      Mengajukan hipotesis atau jawaban sementara atas pertanyaan penelitian sebagai acuan dalam mengumpulkan data empiris atau verifikasi data di lapangan.
Artinya jenis data yang diperlukan diarahkan oleh makna yang tersirat dan tersurat dalam rumusan hipotesis. Dengan kata lain data empiris yang diperlukan adalah data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis.
4.      Melakukan verifikasi data empirik yakni data lapangan yang diperlukan untuk menguji hipotesis.
Dalam hal ini peneliti harus menentukan jenis data yang diperlukan apakah data kualitatif atau data kuantitatif. Jika data kuantitatif apakah data nominal, ordinal, interval atau data rasio. Dari mana data itu diperoleh dalam hal ini berkaitan dengan, populasi dan sampel serta responden penelitian. Cara atau teknik memperoleh data serta alat atau instrumen yang digunakan untuk menjaring data. Data yang terkumpul terus diolah dan dianalisis dengan cara-cara tertentu yang memenuhi kesahihan dan keterandalan sebagai bahan untuk menguji hipotesis.
5.      Menarik kesimpulan dalam arti membuat generalisasi atas dasar hasil uji hipotesis.
Hasil uji hipotesis sifatnya adalah temuan penelitian atau hasil penelitian. Temuan penelitian ini dibahas dan disintesiskan untuk kemudian disimpulkan. Kesimpulan inilah pada hakekatnya adalah jawaban atas masalah penelitian yang disusun dalam bentuk proposisi atau pernyataan ilmiah.
Karena permasalahan yang diteliti sudah jelas dan prosedur penelitian sudah baku, maka proposal penelitian kuantitatif dipandang sebagai “blue print” yang harus digunakan sebagai pedoman baku dalam melaksanakan penelitian. Sebagai acuan, proposal penelitian kuantitatif dapat dikemas dalam sistematika penulisan sebagai berikut.
D.    Langkah-langkah penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif dengan mengunakan metode ilmiah sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
1.      Perumusan dan Identifikasi Masalah
a)      Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dijadikan jawabanya. Perumusan ini penting karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Perumusan masalah merupakan permasalahan yang lengkap dan rinci kmengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasrkan identifikasi dan pembatasan masalah. Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesa nantinya dan dari perumusan masalah dapat mengahsilkan topic penelitian atau judul dari penelitian.
b)      Identifikasi Masalah
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup banyak, tinggal-lah si peneliti mengidentifikasikanya, memilih dan merumuskanya. Kerlinger (2000), identifikasi maslah diperlukan agar peneliti benar-benar menemukan maslah ilmiyah, bukan akibat dari permasalahan lain. Kerlinger menambahkan, masalah ilmiah bukanlah masalah moral dan etis. Missal, apakah kawin muth’ah (kawin kontrak) dan kawin sirri (rahasia, tidak tercatat dalam buku catatan nikah pemerintah) itu buruk/ haram? Menurut kalinger, model pertanyaan semacam itu bukan masalahg dan tidak bisa dijawab oleh ilmu karena menyangkut masalah nilai dan penilaian.
Masalah penelitian itu bersifat tidak terbatas, meskipun demikian, tidak semua masalah yang ada dimasyarakat bisa diangkat sebagai masalah penelitian. Untuk mengidentifikasikan masalah penelitian, perlu diajukan bebrerap[a pertanyaan:
1.      Masalahnya apa? (substansinya)
2.      Bermasalah menurut siapa?
3.      Dianggap masalah dalam konteks apa?
4.      Dalam perspektif apa?

Kalau pertanyaan-pertanyaan diatas dicross chek-kan dengan kerangka analisis permasalahan diatas, dapat dipastikan sebagai masalah penelitian yang baik. Tetapi kalau ternyata tidak, bel;um tentu dapat dianggap sebagai penelitian.
Langkah pertama dalam meneliti d\adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan, untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai mkemana luaas maslah yangakan dipecahkan.
2.      Klasifikasi Variable dan Devinisi Operasional
a)      Pengklasifikasian Variabel
Arikunto (2002) mengklasifikasi variable kuantitatif dalam empat golongan:
1.      Variable diskrit disebut juga variable nominal atau kategorik karena dapat dikategorikan atas dua kutub yang berlawanan atau saling pilah antara kategori yang satu dengan kategori yang lain, contoh: jenis kelamin ada yang laki-laki dan ada yang perempuan.
2.      Variable ordinal, yaitu variable yang menunjukkan tingkatan atau variable yang disusun berdasarkan jenjang dalam hal tertentu, contoh: prestasi siswa dalam sebuah kelas, Sinta terpandai, Mita pandai dan Sandra tidak pandai.
3.      Variable interval, yaitu variable yang dihasilkan dari pengukuran dan mempinyasi jarak diabndingkan dengan variable lain, yang dapat diketahui dengan pasti, contoh: tinggi badan Ani 149 cm, sedandkan tinggi badan Tina 156 cm, nmaka selisih tinggi badan mereka adalah 7 cm.
4.      Variable Ratio, adalah variable perbandingan, variable ini dalam hubungan antar sesamanya merupakan “sekian kali”, contoh: Berat pak Karto 60 kg sedangkan anaknya  30 kg, maka pak Karto beratnya dua kali berat anaknya.
b)      Definisi konseptual dan operasional
Definisi konseptual adalah pernyataan yang dapt mengartikan atau memberikan makna suatu variable yang hendak diteliti. Tujuan dari perumusan definisi konseptual adalah agar terdapat kesamaan perspsi tentang suatu variabelantara peneliti dan pembaca proposal penelitian. Perumusan ini hendaknya merujuk pada kamus, ensiklopedi, atau hasil penelitian yang terdhuylu maupun teori-teori dari para ahli.
3.      Menformulasi Hipotesis
Hipotesis tidak lain merupakan kesimpulan sementara tentang hubungan sangkut paut antar variable atau fenomena dalam penelitian. Hipotesis merupakan merupakan kesimpuilan tentative yang \diterima secara sementara sebelum diuji, pendapat Chanmpion sebagaimana  yang dikutip oleh Rahmat hipotesis sering disebut statement of theory in testable form, atau tentative statement about reality.
4.      Menentukan Model Untuk Menguji Hipotesis

5.      Studi Kepustakaan/Telaah Pustaka
6.      Mengumpulkan Data
7.      Menyusun, Menganalisa dan Memberikan Interpretasi
8.      Membuat Generalisasi dan Kesimpulan
9.      Membuat Laporan Penelitian
Daftar pustaka
1.      Ahmad Tanzeh. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras. 2009
2.      Moh. Kasiram, Prof. H. M.Sc. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: UIN Maliki Press. 2010

Tidak ada komentar: