Rabu, 17 Februari 2016

ENSIKLOPEDI TOKOH PENDIDIKAN ISLAM

Mengenal Tokoh Pendidikan Islam di dunia Islam dan Indonesia
       
A. Riwayat Hidup HAMKA

    Haji Abdul Karim Amarullah (HAMKA), lahir di sungai Batang, tanggal 16 febuari 1908 M./13 Muharam 1326 H. Ayah nya yang bernama Haji Abdul Karim Amarullah (Haji Rosul) dan ibu Shafiyah Tanjung. Ia lahir di lingkungan yang taat beragama. Ayahnya adalah seorang ulama besar dan pembawa pembaharuan islam di Minagkabau. 
Ia berkembang dalam struktur masyarakat Minangkabau yang menganut matrilineal. Pada usia 6 tahun, ia dibawa ayahnya ke Padang Panjang. Usia 7 tahun di masukan ke sekolah desa dan malamnya ia mengaji al-Quran dengan ayahnya sampai khatam. Kedua orang tuanya cerai ketika ia berusia 12 tahun.
    Waktu itu, pelaksanaan pendidikan masih bersifat tradisional. Materi masih berorientasi pada  pengajian kitab kitab klasik, seperti nahwu, sharf, mantiq, bayan, fiqh, dan menggunakan system hafalan. Sejak tahun 1916 -1923, ia belajar disekolah Diniah di Padang Panjang dan Sumatera Thawalib di Parbek. Gurunya antara lain adalah Syeikh Ibrahim, Musa parabek, Engku Mudo Abdul Hamid dan Zainudin Labay.
Ketika di Yogyakarta ia belajar dengan Ki Bagus Hadikusomo (tafsir), R.M.Suryopranoto, Mirza wali Ahmad Baig, A. Hasan Bandung, M. Natsir, dan A.R. St Mansur. Dari sinilah ia dapat melihat perbedaan yang demikian nyata antara islam yang hidup di minagkabau (statis) dengan islam yang hidup di yogyakarta. 

B. Pemikiran Tentang Pendidikan

1. Urgensi Tentang Pendidikan 
    Menurut Hamka, penyebab terjadinya kemunduran umat islam di Indonesia, disebabkan oleh pola pendidikan yang masih bersifat tradisional dan dikotomik. Pendidikan umum yang dilaksanakan belanda hanya mampu menyentuh segelintir  masyarakat elit Indonesia dan dinilai kurang kondusif bagi pengembangan dinamika umat, serta dari nilai-nilai ajaran islam. Sementara, pelaksanaan pendidikan yang ditawarkan umat islam terkesan sangat eksklusif dan tradisional. Pendidikan yang ditawarkan berorientasi pada ilmu keagamaan yang mengharamkan umat untuk mempelajari ilmu-ilmu umum, karena ilmu umum dianggap sebagai warisan kaum kafir atau colonial. Pandangan umat yang demikian merupakan ekspresi yang keliru dalam memahami universalitas dan inklusifitas ajaran islam. Untuk keluar dari system pemndidikan yang demikian, maka pola dan system pendidikan hendaknya segera direnovasi serta beradaptasi dengan system pendidikan modern.
    Islam merupakan agama ilmu dan memotivasi umatnya untuk mencari pengetahuan semaksiaml mungkin. Karena dengan ilmu manusia akan memahami agamanya dengan baik, sehingga mampu mempertimbangkan nilai baik dan buruk serta menatan peradabannya dengan nilai-nilai ajaran agamanya sebagai kekholifahannya dimuka bumi. Menurut Hamka tujuan agama memotivasi umatnya mencari ilmu pengetahuan bukan hanya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang layak. Akan tetapi lebih dari itu dengan ilmu manusia akan lebih mengenal Tuhannya, memperhalus ahklaknya dan senantiasa berusaha mencari keridhoan Allah. Kedua tujuan hendaknya berjalan beriringan, dengan  bentuk pendidikan yang demikian manusia akan memperoleh keutamaan hikmat dalam hidupnya.

2. Terminology Pendidikan Islam
    Ditinjau dari sudut terminology, Hamka membedakan makna pendidikan dan pengajaran. Menurutnya pendidikan islam merupakan serangakain upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu membentuk watak, budi, ahklak dan kepribadian peserta didik sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
   Pendidikan dan pengajaran hanya dibedakan pada pengertian kata, secara esensial ia tidak membedakannya. Kedua kata tersebut memuat makna integral dan saling melengkapi dalam rangka mencapai tujuan yang sama. Tujuan dan misi pendidikakan tercapai melalui proses pembelajaran dan seabilknya proses pengajaran tidak berarti bila tidak dibarengi proses pendidikan. Dengan penentuan kedua proses ini manusia akan memperolah kemuliyaan hidup di dunia dan akhirat.
    Pendidikan bukan hanya berorientasi pada hal-hal yang bersifat metafisika belaka, sebagai kholifah fil Ardh manusia juga membutuhkan pendidikan yang bersifat material. Manusia sebagai kholifah fil ardh adalah mahluk yang telah diberikan Allah potensi akal sebagai sarana untuk mengetahui hukumNya, menyikap rahasia alam. Melalui akal, manusia dapat menciptakan peradabannya dengan baik. Fungsi pendidikan bukan hanya sebagai proses pengembangan intelektual dan kepribadian peserta didik, akan tetapi proses sosialisasi peserta didik dengan lingkungan.
    Secara inheren, pendidikan merupakan proses penanaman nilkai nilai kebebasan dan kemerdekaan pesert didik untuk mengembangkan potensinya.pendidikan islam merupakan proses transmisi ajaran islam dari generasi ke generasi. Proses tersebut tidak saja melibatkan aspek kognitif (pengetahun tentang agama islam), tetapi juga aspek efektif dan pesikomotorik(menyangkut bagaimana pemikiran islam secara kaffah)

3. Tugas dan Tanggung jawab Pendidik
    Secara umum,tugas pendidik adalah memantau mempersiapkan dan mengantarkan peserta didik untuk memeiliki ilmu pengetahuan yang luas , berakhlak mulia dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Secara luas peserta didik mampu mewujudkan tujuan hidupnya, baik secara horizontal(khalifat fil ardh) ataupun vertical.
    Ada tiga intitusi yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan yaitu :
1. Lembaga pendidikan informal
    Keluaga merupakan lembaga pendidikan informal. Karena merupakan lembag utama yang sangat strategis dalam proses pembentukan kepribadian anak. Keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak dan pola pikir anak . Dalam islam ,tugas orang tua mendidik anak jauh sebelum anak dilahirkan seperti mengazankan dan menikomahkanya. Anak senantiasa mencontoh perilaku orang tuanya untuk itu keluarga atau orang tua membiasakan kehidupan yang berlandaskan nilai nilai agama.
    Kedua orang tua hendaknya memberikan kebebasan anak untuk berkembang , baik secara  fisik atau psikis. Ketik anaknya nakal jangn bersikap kasar karena pada waktu bersamaan potensi akalnya ikut berkembang. Tugas orang tua adalah membimbing dan mengontrol agar anak berkembang secara maksimal sesuai dengan nilai nilai ajaran agamanya. Kedua orang tua harus menformat keluarganya dengan nilai nilai akhlak dan mencari guru berkualitas(ilmu dan akhlak)   
    Pendapat alhakim al-Musta’shim, Hamka memberikan contoh bagi kedua orang tua untuk memberikn pendidikan untuk anak anaknya yaitu :
a) Ajarkan anak untuk cepat bangun jangan terlalu banyak tidur,banyak tidur membut anak malas beraktivitas, berpikir  dan lamban berekreasi.
b) Tanamkan akhlak yang mulia dan hidup sedehana
c) Membiasakan anak untuk percaya diri dan tidak mudah menggantungkan diri kepada orang lain.
d) Ajarkan kepada mereka melalui cerita-cerita kehidupan yang harmonis
2. Lembaga Pendidikan Formal.
    Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang tersusun secara terencana dan sistematis. Lembaga ini merupakan perpajangan orang tua dan msyarakatyng ikut serta bertanggung jawab dalam menyiapkan enerasi yang berkulitas ,baik intelektual maupun moral. Sekolah bertugas mengenbangkan potensi yang ada pada peserta didik secara maksimal.
Menurut Hamka, fungsi sekolah sebagailembaga pendidukan formal, seorang guru harus tugas dan tanggungjawabnya, yaitu membimbing peserta didik untuk memiliki ilmu yang luas , berakhlak mulia dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Seorang pendidik dituntut memiliki syarat ntara lain:
a. Berlaku adil dan objektif
b. Memiliki khlak al karimah, berpakaian rapi, berpenampilan menarik, dan jauh dari perbuatan yang tercela.
c. Menyampaikan ilmu yang dimiliki dan memberikamn nasihat yang berguna bagi kehidupan mereka.
d. Hormati keberadaan mereka sebagai manusia yang dinamis, memberikan kebebasan berpendapat, berkreasi dan lain lain.
e. Selain memberikan pembelajaran juga dutuntut untuk memperbaiki akhlak dengan bijaksana.
f. Membimbing dengan tujuan pendidikan yang telah ditentukan
g. Laksankan tugas guru dengan ikhlas, tawadhuk, dan istiqomah
Sikap yang demikian merupakan  karateristik pendidik islam yang mandiri. karakteristik tersebut meliputi:
a. Menekankan pada aspek social, politik, ekonomi dan budaya, serta berorientasi pada aspek ibadah dan penanaman ahlak al karimah sebagai warna kepribadian peserta didik.
b. Mengakui dinamika potensi (fitrah) peserta didik dan berupaya mengembangkannya secara maksimal. 
c. Menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada setiap peserta didik terhadap amanat yang dipikulnya, baik kepada masyrakat, alam semesta di hadapan Allah Swt. 
3. Lembaga Pendidikan Non Formal.
    Manusia memiliki dua bentuk tanggungjawab, yaitu pada dirinya sendiri dan pada masyarakat. Masyarakat yang merupakan lembaga pendidikan dan berpengaruh dalam proses pembentukan kepribadian seorang anak. Melalui bentuk komunitas masyarakat yang harmonis, menegakkan nilai ahlak, dan hidup sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama, akan dapat mewujudkan tatanan kehidupan yang tentram.
Kondisi masyarakat yang demikian. Merupakan prototype masyarakat ideal bagi terlaksananya pendidikan yang efektifdan dinamis. Pendidikan memainkan peranan yang cukup urgen bagi tertatanya kehidupan masyarakat yang dinamis. Oleh karena itu, dalam memformulasi system pendidikan diperlukan pendekatan psikologis dan sosiologis. Dengan pendekatan ini pendidikan akan mampu memainkan perannya sebagai agent of change dan agent social culture. 
    Pelaksanaan pendidikan hendaknya dilakukan dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan intelektual dan perkembangan emosional peserta didik. Seorang pendidik hendaknya mampu memformulasikan bentuk pendekatan pendidikan yang bersifat persuasive terhadap peserta didik, sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosionalnya. 
1. Tugas dan Tanggungjawab Peserta Disisk.
    Tugas dan tanggungjawab seorang guru menurut Hamka adalah berupaya mengembangkan potensi yang dimiliki dengan seperangkat ilmu pengetahuan, sesuai nilai-nilai kemanusiaan. Melalui ilmu yang dimiliki, peserta didik akan mampu mengenal Khaliqnya dengan baik. Dalam mengikuti pelaksanaan interaksi proses belajar mengajar seorang peserta didik tidak bias lepas dari pergaulan dengan peserta didik lain. Hal ini merupaka model pendidikan yang membantu peserta didik hidup secara dinamis, sesuai dengan dinamika dan tuntutan zamannya.
2. Materi Dan Metode Pensisikan.
    Ada beberapa materi pendidikan islam menurut Hamka, yaitu;
1) Ilmu-ilmu agama, meliputi: tauhid, fiqh, tafsir, hadis, nahwu dan lain sebagainya pendidikan agama tersebut menjadi lat control bagi peserta didik, bukan hanya sebatas transfer of knowledge (mengajar) akan tetapi juga sebagi transfer of value (mengajar) 
2) Ilmu-ilmu Umum, di antaranya sejarah, filsafat, kesusastraan, ilmu berhitung, ilmu bumi, ilmu falak, ilmu tubuh dan jiwa manusia, ilmu masyarakat dan lain sebagainya. Dengan ilmu-ilmu tersebut diharapkan dapat membuka wawasan peserta didik terhadap perkembangan zaman. 
3) Ketrampilan, seperti berbaris akan menjadikan peserta didik hidup teratur dan bias diatur. 
4) Kesenian, ilmu music, menggambar, dan memahat. Denmgan ilmu tersebut peserta didik memilki rasa keindahan dan akan memperhalus budi rasanya. 
    Pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya memperoleh kebenaran, menurutnya ada dua cara memperoleh kebenaran, yaitu: melalui akal, akal memperoleh pengetahuan melalui pemikiran yang didahului dengan sentuhan panca indera terhadap realitas dan alas an rasional tertentu. Akan tetapi akal memilki keterbatasan dalam menemukan kebenaran ketika menyangkut persoalan metafisika (ghaib) yang hanya diketahui dengan Iman. Melalui agama, agama merupakan alat untuk menemukan makna kebenaran yang bersifat metafisik dan sekaligus sebagai control dinamika eksplorasi akal.
Metode pendidikan yang bisa mengantarkan peserta didik agar memahami semua yang diajarkan dengan baik .metode pendidikan iti adalah :
1) Diskusi 
    Diskusi merupakan proses bertukar pikiran antara dua belah pihak,saling berdialog mengtengahkan pendapat-pendapatnya secara argumentative. Proses ini dilakukan dengan keterbukaan dan tujuan nya adalah mencari kebenaran. Diskusi mampu meningkatkan daya analisa dan kritis dalam membangun sebuah paradigm berpikir yang bisa dipertanggung jawabkan. Pendidikan yang demikian membantu pengembangan akal untuk berfikir secara kritis. Proses ini dimulai sejak dalam lingkungan keluarga. Kedua orang tua membiasakan hidup secara demokratis dan memberikan anak kemerdekaan berfikir . Dalam memecah kan masalah dilakukan secara diskusi  dam melibatkan anggota keluarga untuk mengeluarkan pendapatnya, dengan demikian anak akan kritis dan berfikir dinamis.
2) Karyawisata
    Dengan mengenalkan lingkungan kepada anak secara langsung ia akan memperoleh pengalaman dan memiliki kepekaan terhadap sosialnya. Dan dia dapat belajar melalui apa yang ada di sekitarnya.
3) Resitasi
    Dengan metode ini anak akan memiliki rasa bertanggung jawab  terhadap amanat yang diberikan kepadanya, maka guru dapat melakukannya dengan menyerahkan soal-soal untuk dikerjakan. Disini akan terlihat kesungguhan dan tanggung jawab anak didik. Guru harus sbar dalam membimbingnya agar anak mmpu mengerjakan dengan baik. Metode ini dibarengi dengan pemberian hukuman atau pujian yang edukatif sehingga menggugah anak untuk berkomentisi dan meningksatkan prestasi belajarnya.
Menurut Hamka , model lembaga yang ideal adalah pesantren. Dengan memiliki persyaratan yang ideal intitusi pendidikan islam antaranya memiliki tempat belajar, masjid, asrama. Pentingnya asrama agar peserta didik bisa melakukan diskusi,dan dibimbing secara intensif. 

MUHAMMAD NATSIR

A. Riwayat Hidup Muhammad Natsir

    Mohmmad Natsir lahir 17 juli 1908 di Alahan Panjang daerah solok provinsi Sumatera Barat, anak ketiga dri empat bersaudara. Ayahnya bernama Idris Sutan Suripado seorang juru kontrolir di masa pemerintahan Belanda. Ibunya bernama Khadijah dikenal taat memegang nilai-nilai agama.
    Ayahny a seorang pegwai bawahan sering berpindah pindah tugas kedaerah lain. Semula ditugaskn didaerah aslnya  lahan pajang, kemudian menjadi asisten Demang di Bonjol, lalu menjadi juru tulis kontrolir di maninjau ,kemudian jadi sipir di Bekeru Sulawesi selatan menjelang  pensiun kembali ke tempat tugas semula Alahan Pajang.
    Kondisi orang tua yang sering berpindah-pindah tugas juga mempengaruhi pendidikan Muhammad Natsir . Pada awalnya belajar pada sekolah rakyat di Minanjau yang memakai bahasa melayu. Ketika ayahnya di pindahkan ke Bakeru , ia tinggal bersama pamanya di Padang dan mengikuti pendidikan formal di HIS (Hollandsch Inlandsch school) Adabiah, suatu sekolah swata yng dikelola Haji Abdullah  Ahmad system pendidikanya mengacu pada system Belanda yang di lengkapi dengan agama islam. Lima bulan kemudian , ketika di daerah solok dibuka HIS Negeri, ia di pindahkan ke HIS yang baru dan dititipkan pada Haji Mus seorang saudagar yang terkenal disolok. Ia tidak hanya belajar di lembaga formal , pada sore hari ia mendalami pengetahuan agama Madrasah Diniyah dan malam harinya belajar al-Quran dan bahasa arab disurau. Tiga tahun belajar di Solok  kemudian pindah ke HIS Padang karena dinilai lebih bermutu.
     Ketika tamat pendidikn HIS di padang, ia berhasil meraih prestasi yang istimewa dan kemudian melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, yakni MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dengan mendapat beasiswa dari Belanda. Berkat ketekunannya. Ia menyelesaikan pendidikannya di MULO Padang dengan prestasi yang memuaskan sehingga ia kembali mendapat beasiswa dari pemerintah Belanda melanjutkan ke AMS (Algemenee Midel School)di Bandung, yakni pendidikan setara SMUuntuk  Jurusan Sastra Barat Klasik.
    Setelah menamatkan pendidikannya di AMS Bandung (1930). Mohammad Natsir melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi  atas biaya pemeritah. Ada dua perguruan tinggi yang dapat menerimanya ykni Recht Hogeshcool (fakultas Hukum)di Jakarta atau Fakultas Ekonomi di Belanda. Tetapi kesempatan itu ditolaknya karena ingin memperdalam pengethuan tentang islam.

B. Pemikiran tentang Pendidikan 

    Manusia Sebagai Subjek Pendidikan, Dalam pandangan Natsir manusia merupakan makhluk Allh yang istimewa jika di banding kan dengan makhluk lainnya ,baik  jasmani maupun rohani. Pada aspek jasmaniah , keistimewaan bukanlah difokuskan pada bentuk fisik lahiriah karena fisik akan selalu di proses dan akan kembali asalnya menjadi tanah. Keitimewaan fisik lebih dominan pada kemmpuanya memfungsikan panca indera utuk menghubungkan dirinya dengan alam luar. Dengan demikian mnusia dapt melakukan rekayasa alam untuk kelangsungan hidupnya. 
Sedangkan dari segi rohani manusia memiliki ruh ,akal, hati, dhomir, (hati nurani)dan nafsu.Ruh merupakan tabi’at ilahi yang berasal dari alam arwah dan selalu berada dalam kesucian.Karena ruh bersifat ruhaniah dan suci. Fungsi ruh bagi manusi adalah sebagai sumber kehidupan dan kemuliaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis dan Samsul Mizar. Ensiklopedi Pendidikan Islam , Padang: Quantum Theaching, 2005.

Tidak ada komentar: