Senin, 22 Februari 2016

MENJADI ORANG BAIK

Untuk menjadi orang baik dibutuhkan suatu perjuangan dan usaha yang tidak mudah. Begitu juda perjuangan untuk menjadi orang baik lebih sulit daripada perjuangan pahlawan terdahulu. Seperti halnya sebagai seorang santri, tujuan dan keinginan santri semua ingin menjadi orang baik. Dalam status sebagai seorang santri ketika dipondok pesantren atau dirumah lebih-lebih dilingkungan masyarakat, tidak semua orang mau menerima santri, dalam arti mendukung menjadi seorang santri.
Mungkin orang yang tidak suka pada santri menganggap santri sebagai penghalang kelangsungan perbuatan maksiat mereka, dan terkadang mereka tidak segan-segan untuk mencela, mencemooh, menghina bahkan menyakiti santri.
Dalam menyikapi hal semacam ini, santri perlu jurus-jurus serta senjata-senjata yang ampuh untuk mengahadapi mereka, yaitu bukan jurus rawa rontek, rengka gunung, senjata seperti senapan, basoka, panah ataupun parang, tetapi jurus dan senjata itu adalah sikap atau sikap yang baik yaitu :
        Pertama : sifat sabar, sabar yang paling utama adalah jika disakiti orang dengan memaafkan dan mendoakan baik pada orang yang menyakiti, dan dua sifat tersebut merupakan sifatnya pada siddiiqiin
        Kedua : tidak membalas orang yang berbuat jelek, dengan diam saja ketika ada orang yang berbuat jelek bahkan menyakiti serta tidak membalas perbuatannya maka orang tersebut akan lelah dan jera.
        Ketiga : harus membersihkaan atau membabat habis sifat-sifat tercela pada hati dan diri. Sifat-sifat tercela tersebut ialah hasad, riya’, dengki, ujub, takabur, sum’ah, su’udzon, iri, dan masih banyak yang lainnya.
        Keempat : jangan sekali-kali mendoakan jelek pada orang yang menyakiti, semisal jika dipukul, dihina, dicaci-maki jangan sampai kita berdoa seperti ini : “Ya Allah semoga orang yang menyakitiku celaka, dibalas sama orang lain, tertabrak becak, jatuh dari kursi, dll.” Karena jika doa ini tidak diterima oleh Allah SWT, maka dikhawatirkan doa ini akan kembali atau akan menimpa kita sendiri. Oleh sebab itu kita dianjurkan untuk mendoakan kebaikan pada orang berbuat baik pada kita, lebih-lebih orang yang menyakiti kita. Contohnya : “Ya Allah semoga orang yang menyakitiku sadar, tobat, tidak berbuat jahat lagi padaku dan pada orang lain.”
        Kelima : jika orang yang menyakiti terkena musibah, jangan sampai mengatakan : “Wah, musibah ini pasti sebab menyakitiku, rasain !!!.” tetapi berhusnudzon (berbaik sangka) lah, semoga dengan musibah yang menimpanya menjadikannya sadar, bertaubat dan menjadikan efek jera baginya.

        Itulah tadi kelima jurus dan senjata yang ampuh untuk mengahadapi mereka. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: