Rabu, 17 Februari 2016

PANDANGAN SYARI’AT TENTANG SIHIR

Sababun Nuzul :

Ibnul Jauzi rah. Berkata : Tentang sabab nuzulnya ayat ini ada dua pendapat :
a. Petama , bahwa sesungguhnya orang-orang Yahudi tidak bertanya kepada Nabi saw, tentang Taurat melainkan mesti dijawabnya , kemudian mereka bertanya tentang sihir , dan mereka membantahnya ,lalu turunlah ayat ini . Demikian menurut Abul Aliyah
b. Yang kedua , bahwa sesengguhnya setelah Nabi Sulaiman disebut dalam al- Qur’an , orang-orang Yahudi berkata : Tidakkah kamu semua heran kepada Muhammad yang menganggap bahwa putra DAud adalah seorang Nabi ? Demi Allah , tidak lai nia hanyalah tukang sihir . Maka turunlah ayat ini «  dsan tidaklah Sulaiman itu kafir melainkan syetanlah yang kafir ……. » Demikian menurut Ibnu Ishaq .

Tafsirnya

1. Ayat ini mengungkapkan kebiasaan - kebiasaan orang – orang  Yahudi yang buruk , merusak dan menyakiti manusia . Sihir sebenarnya tidak dikenal melainkan dikalangan kaum Yahudi . Sejarah timbulnya  sihir dikenal sejak kelahiran mereka . Merekalah  orang – orang yang melemparkan Kitab Allah lalu mempelajari ilmu sihir dan berusaha merusak akal manusia dan aqidah mereka tentang sihir , sulap dan penyesatan. Ini satu bukti bahwa orang Yahudi itu sumber segala keburukan , dan sumber segala fitnah sebagaimana digambarkan dalam al- Qur’an  yang mulia, kepribadian Yahudi dengan gambaran (al-Qur’an) : «  setiap mereka menyalakan api peperangan, maka Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan « ( Qs. Al- Maidah 5/64)

2. Abu Hayyam berkata : Sebagaimana ayat terdahulu mengandung ancaman «  Karena sesungguhnya Allah adalah musuh bagi orang-orang kafir «  ( Qs. Al- Baqarah 2/98 ) dan firman-Nya : ‘’ dan tak ada yang ingkar kepadanya ( ayat-ayat Allah )  melainkan orang-orang yang fasiq. ‘’ ( Qs. Al- Baqarah 2/99 ) serta menyebutkan tentang pengingkaran janji-janji 0leh orang-orang Yahudi , Pelemparan terhadap Kitab Allah , mengikuti syaitan dan mempelajari apa yang membahayakan manusia tanpa ada manfaatnya , kemudian diikuti dengan ayat yang mengandung janji yang baik bagi orang yang beriman dan bertaqwa, maka ayat ini menghimpun antara ancaman dan janji, harapan baik dan ancaman yang menakutkan,kabar duka dan yang menyenangkan , terjadilah perpindahan dari sesuatu ke sesuatu yang lain , pemberitaan tentang perkara ghaib sesudah menyatakan perkara ghaib yang lain, saling berkaitan laksana untaian mutiara-mutiara dalam sebuah kalung , yang mengandung kejelasan ibarat sinar bintang –gemintang di tempat terbitnya, yang memberitahukan kebenaran orang-orang yang membawanya, padahal Muhammad tiadak pernah membaca kitab-kitab dan tidak pernah menelaahnya, tidak pernah bepergian jauh dan tidak  pula pernah bergaul dengan para Pendeta. ‘’ Dan tiadalah ia (Muhammad) mengucapkan ( Al-qur’an ) itu menurut  kemauan hawa nafsunya . Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang disampaikan kepadanya . (Qs. An-Najm/53 :3¬-4).

3. Firman Allah ‘’ sebagian dari orang-orang yang diberi kitab ( Taurat ) melemparkan kitab Allah itu ke belekangnya , seolah- olah mereka tidak mengetahui ( bahwa iyu adalah kitab Allah ) . Pengungkapan dengan kata-kata  «  melemparkan ke belakangnya « itu , menunjukkan begitu buruknya orang – orang Yahudi yang tidak sudi mengamalkan kitab Allah serta berpaling sama sekali dengan sikap meremehkan dan merendahkannya , disamping itu mereka berpegangan pada sihir dan sulap .
Sayid Quthub rah , berkata : Orang – orang yang diberi kitab ialah mereka yang melemparkan kitab Allah di belakangnya . Yang dimaksud yaitu telah menjadi karakter bahwa mereka selalu menentang dan tidak mau mengamalkannya

4. Segi kaitan disebutkannya antara ‘’ Syayathin’’ dan ‘’sihir’’ dalam ayat yang mulia ini adalah , bahwa sihir itu hasil dari permintaan pertolongan kepada roh-roh jahat ( syetan) , sedang syetan mengira mengetahui perkara ghoib dan hal itu dibisikkan di hati manusia sehingga ada sebagian manusia  yang mempercayainya dan minta perlindungan kepadanya dikala dalam kesusahan sebagaimana firman Allah : dan hahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia yang minta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari, maka jin-jin itu semakin bertambah aniaya,’’ (QS al-jin /72 :6), oleh karena itu, sihir di kenal kaitannya dengan jalan hubungan dengan roh-roh  jahat. Ibnu  jarir meriwayatkan dari al-hakim dari ibnu abas r.a., bahwa ia berkata :    arabbbb      

« sesungguhnya  syetan mencuri berita dari langit, maka apabila salah seseorang  di antara mereka mendengar sebuah kalimat (yang di brikan dari langit) mereka mengolahnya menjadi seribu kedustaan, kemudian disampaikan di hati manusia lalu diambilnya sebagai sarana perdukunan ; kemudian Allah memrerlihatkannya kepada nabi Sulaiman bin Daud, lalu ia ambilnya ia tanamnya di bawah kursinya. Setelah nabi sulaiman meninggal dunia, maka syetan menjadikan sebagai jalan seraya berkata : maukah kalian kujunjukan simpanan sulaiman yang tidak ada simpanan siapa pun  yang menyamai       simpannya yang terpelihara itu ? Mereka menjawab : baiklah. Kemudian mereka mengeluarkannya,tiba-tiba benda itu adalah sihir, lalu diambil oleh manusia-manusia secara turun-menurun, kemudian Allah menurunkan (ayat) bebasnya sulaiman dari sihir yang mereka tuduhkan itu.36)

5. Allah SWT menyebut ‘’sihir’’  dengan kufur dalam firman-Nya, ‘’dan tidaklah sulaiman kufur’’ (QS al-Bakarah/2 :102), sedang melihat konteksnya menunjukkan bahwa yang dimaksud ‘’kufur ‘’ dalam ayat ini adalah ‘’sihir’’. Adapun  disebutnya  demikian adalah untuk menjelekkan, sebagai mana  firman Allah yang ditujukan kepada orang yang tidak melaksanakan ibadah haji padahal ia berkuasa  ‘’ dan barang siapa kufur(terhadap kewajiberhadapan haji) maka sesunggunya Allah Maha kaya  atas semesta alam.’’ (QS Ali Imran/3 :97).
Pengungkapan (ta’bir) seperti ini (termasuk) menjauhkan manusia dari sihir dan menunjukkan bahwa sihir termasuk  dosa besar, bahkan dekat kepada kufur dan syirik kapada allah  sebagaimana dinyatakan sendiri oleh mahluk yang menggodanya itu.     ‘’Sesunguhnya kami hanyalah  sebagai cobaan  maka janganlah kamu menjadi kufur .’’(QS al-baqarah/2 :102).

6. Diriwayatkan, bahwa ada seorang laki-laki yang berkata di dekat Umar bi Abdul Aziz dengan bahasa yang jelas . Kemudian Umar berkata : Demi Allah ini adalah suhir yang halal . Dan diriwayatkan (juga). Bahwa Zabarqan bin Badr , Amr bin Ahtam dan Qais  bin Ashim menghadap kepada Rasulullah saw, kemudian Rasulullah saw berkata kepada Amr : Beritakanlah kepadaku tentang  Zabarqan !  lalu Amr menerangkan : Dia itu orang yang patuh kepada yang memanggilnya , sangat suka menonjolkan diri , tidak mau mlihat ke belakang .kemudian Zabarqan berkata : Dia, demi Allah bahwa sesungguhnya saya lebih mulia daripadanya . Lalu Amr berkata : Sesungguhnya dia itu pengecut , sempit tempat tinggalnya , dungu ayahnya , tercela pamannya , kemudian ia berkata ( lebih lanjut ) : Aku benar, ya Rasulallah, dia merelakan aku kemudian aku berbicara sebaik apa yang kuketahui , dan dia memurkai aku maka akupun berbicara sejelek-jelek apa yang ku ketahui . Kemudian Rasulullah saw bersabda :
Arab
‘‘ sesungguhnya diantara keterangan-keterangan itu ibarat sihir.‘‘
Dan diriwayatkan bahwa sesungguhnya da dua orang laki-laki yang menghadap Rasulullah asaw , kemudian salah seorang diantara mereka itu berbicara, lalu orang-orang  pada kakum karena fasihnya dan tepatnya , kemudian Rasulullah saw bersabda : ‘‘ sesungguhnya diantara keterangan itu (ibarat) sihir ‘‘ .

Tidak ada komentar: