BAB
19
ANCAMAN
MENYAKITI TETANGGA
1.
Rasulullah SAW
bersabda : “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah
menyakiti tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari)
2.
Rasulullah SAW
bersabda : “Sebaik-baiknya teman disisi Allah SWT adalah mereka yang paling
baik kepada temannya. Dan sebaik-baiknya tetangga disisi Allah SWT adalah yang
paling baik terhadap tetangganya. (HR. Ibnu Hibban dan Hakim)
3.
Rasulullah SAW
bersabda : “Tidaklah beriman kepada-Ku orang yang tidur dalam keadaan kenyang,
sedang tetangganya kelaparan sampai kelambungnya, padahal ia (orang yang
kenyang) mengetahui” (HR. Thabrani)
4.
Rasulullah SAW
bersabda : “Tidak lurus iman seorang hamba sehingga lurus pula hatinya. Dan
tidak lurus hatinya sehingga lurus lisannya, dan ia tidak masuk surga sehingga
tetangganya aman dari bahayanya (kecelakaan yang ditimbulkan olehnya).” (HR.
Ahmad)
5.
Rasulullah SAW
bersabda : “Setiap orang Islam terhadap orang Islam lainnya haram hartanya,
kehormatannya, dan darahnya. Cukuplah seseorang dianggap berbuat buruk kalau ia
menghina saudaranya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Keterangan :
Sesama orang Islam
harus menjaga diri terutama dengan para tetangga. Sesama orang Islam dilarang
saling merampas harta mereka, karena harta itu dilindungi oleh hukum. Tidak
boleh antara sesama muslim saling menghina dan mengejek, menjatuhkan nama dan
wibawa sesama, karena kewibawaan seseorang itu dilindungi. Dan juga dilarang
antara sesama orang Islam saling berbunuhan, karena jiwa mereka dilindungi oleh
hukum. Cukuplah seseorang dinilai jahat kalau ia sampai menghina saudaranya
orang Islam.
Kini yang penting
hendaklah antara umat Islam saling bantu membantu dan saling tolong-menolong.
Lebih-lebih dengan tetangga. Jangan hanya karena masalah sepele, seperti
perbedaan pendapat dalam masalah khilafiah, lantas menjadi perselisihan.
Kemudian antara mereka membentuk kelompok-kelompok sendiri, berdebat kusir yang
berkepanjangan tanpa ujung pangkalnya hingga rapuhlah kekuatan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar