ZUHUD
Memahami QS. An Nisa’ ayat 77 :
قُلْ
مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيْلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى
وَلَا تُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا
Katakanlah: "Kesenangan di
dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang
bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun.”
HADITS KE 31
عَنْ أَبِي الْعَبَّاس
سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ رَسُوْلَ اللهِ
دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ،
فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ
النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ
[حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة]
Terjemah
hadits ke 31 :
Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi
radhiallahuanhu dia berkata : Seseorang mendatangi Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam, maka beliau berkata : Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku
sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan mencintaiku, maka
beliau bersabda: Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai Allah dan
zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia.
(Hadits
hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan) .
Pelajaran yang terdapat
dalam hadits ke 31 :
1. Menuntut kecukupan terhadap dunia adalah perkara wajib, sedang
zuhud adalah tidak adanya ketergantungan dan terpusatnya
perhatian terhadapnya.
2. Bersikap qanaah terhadap rizki yang halal dan ridho terhadapnya
serta bersikap ‘iffah dari perbuatan haram dan hati-hati terhadap syubhat.
3. Jiwa yang merasa cukup dan iffah serta berkorban dengan harta dan
jiwa di jalan Allah merupakan hakekat zuhud.
Arti kata zuhud adalah tidak ingin
kepada sesuatu dengan meninggalkannya. Menurut istilah zuhud adalah berpaling
dan meninggalkan sesuatu yang disenangi yang
bersifat material atau kemewahan duniawi dengan mengharap dan menginginkan
sesuatu wujud yang lebih baik dan bersifat spiritual/ kebahagiaan akhirat.
Ada 3 tingkatan zuhud yaitu:
1) Tingkat
Mubtadi’ (tingkat pemula) yaitu orang yang tidak memiliki sesuatu dan hatinya pun
tidak ingin memilikinya.
2) Tingkat
Mutahaqqiq yaitu orang yang bersikap tidak mau mengambil keuntungan pribadi
dari harta benda duniawi karena ia tahu dunia ini tidak mendatangkan keuntungan
baginya.
3) Tingkat
Alim Muyaqqin yaitu orang yang tidak lagi memandang dunia ini mempunyai nilai,
karena dunia hanya melalaikan orang dari mengingat Allah. (menurut Abu Nasr As
Sarraj At usi)
AI Ghazali membagi zuhud juga dalam3 tingkat yaitu:
1) Meninggalkan
sesuatu karena menginginkan sesuatu yang lebih baik dari padanya
2) Meninggalkan
keduniaan karena mengharap sesuatu yang bersifat ukhrawi/keakhiratan
3) Meninggalkan
segala sesuatu selain Allah karena terlalu mencintai-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar