A.
Pengertian Psikologi
Psikologi (Ilmu Jiwa) adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang
tingkah laku manusia yang diasumsikan sebagai gejala dari jiwanya. Objek
penelitian psikologi adalah tingkah laku manusia melalui perenungan, pengamatan
dan laboratorium, kemudian dari satu tingkah laku dihubungkah dengan tingkah
laku lain yang kemudian dirumuskan hukum-hukum kejiwaan manusia.
Psikologi diartikan dalam beberapa istilah dan dikuatkan dengan
beberapa pernyatan, meliputi:
1.
Psikologi merupakan Ilmu Pengetahuan yang ilmiah;
2.
Psikologi bukan merupakan Ilmu Pengetahuan murni tetapi Ilmu
Pengetahuan terapan;
3.
Penerapan ilmu psikologi untuk menyelesaikan problem kehidupan
sehari-hari;
4.
Penerapan prinsip-prinsip psikologi adalah seni;
5.
Keterampilan didapat dari belajar, praktek dan pengalaman khusus.
Pendekatan psikologi dapat dikaji dari beberapa sudut pandang,
antara lain:
1.
Pendekatan Behavioristik
Pendekatan Behavioristik merupakan suatu pandangan bahwa pokok
persoalan psikologi adalah tingkah laku, tidak berkaitan dengan kesadaran dan
mentalitas.
2.
Pendekatan Kognitif
Pendekatan Kognitif meyakini bahwa tindakan manusia didasarkan pada
masukan stimulus dan out put respon.
3.
Pendekatan Psikoanalitik
Pendekatan Psikoanalitik meyakini bahwa sebagian besar perilaku
manusia barasal dari proses yang tidak didasari
4.
Pendekatan Neurobiology
Pendekatan Neurobiology merupakan suatu pendekatan terhadap studi
manusia yang berusaha menghubungkan perilaku dengan otak dan sistem syaraf.
5.
Pendekatan Fenomenologis
Pendekatan Fenomenologis memusatkan perhatian pada pengalaman
subjektif yang berhubungan dengan pengalaman pribadi mengenai dunia dan
penafsiran mengenai berbagai kejadian yang dihadapi.
Objek kajian psikologi adalah manusia dan kegiatan-kegiatannya
dalam hubungan dengan lingkungannya. manusia secara hakiki memiliki tiga segi
yaitu, Mahluk individual, mahluk sosial dan mahluk berketuhanan.
B.
Ruang Lingkup Psikologi
Kajian psikologi tentang manusia secara integral meliputi dimensi
Bio-Psiko-Sosio-spiritual sebagai penentu perilaku dan kepribadian. manusia
dikatakan sehat apabila secara biologis bebas dari penyakit, sehat mental yaitu
memiliki penyesuaian diri yang baik dari kesehatan dan kesejahteraan serta
penuh semangat hidup. Sehat adalah sehat dalam segi fisik, psikologis, sosial
dan spiritual (agama).
Bidang-bidang psikologi sangat luas, diantaranya yaitu psikologi
perkembangan, psikologi sosial (menyabangkan psikologi keluarga), psikologi
kepribadian, psikologi klinis, psikologi sekolah dan pendidikan, psikologi
industri dan organisasi.
C.
Sejarah Perkembangan Psikologi
Psikologi dikenal pada akhir abad 18 M, tetapi akarnya telah
menghujam kedalam kehidupan primitif
manusia sejak zaman dahulu. Plato mengatakan bahwa manusia adalah
jiwanya, sedangkan badan adalah alat saja. sedangkan Aristoteles mengatakan
bahwa jiwa itu adalah fungsi dari badan, sebagaimana penglihatan merupakan
fungsi dari mata. kajian tentang jiwa di Yunani selajutnya menurun bersama
runtuhnya peradaban Yunani.
Runtuhnya peradaban Yunani Romawi memberi peluang kepada
pemikir-pemikir Islam mengisi panggung sejarah. melalui gerakan penterjemahan
dan komentar oleh para pemikir Islam pada masa Daulah Abbasiyah, esensi dari
pamikiran Yunani diangkat dan diperkaya, selanjutnya melalui peradaban Islam
Barat menemukan kembali keilmuan yang telah hilang itu. Dalam sejarah keilmuan
psikologi dapat diketahui bahwa hingga kini belum ada kesatuan pandangan
tentang manusia. Hal ini dipengaruhi oleh kapasitas intelektual dan lingkungan
zaman dimana mereka hidup.
D.
Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil didalam masyarakat
yang berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang tentram, aman,
damai dan sejahtera. merupakan suatu ikatan hidup yang didasarkan karena
terjadinya perkawinan, persusuan dan pengasuhan.
Keluarga diartikan sebagai dua orang yang berjanji hidup bersama yang
berkomitmen atas dasar cinta, serta menjalankan tugas dan fungsi yang saling
terkait. keluarga merupakan lambang kehormatan dan kemandirian bagi seseorang,
juga sebagai lembaga sosial yang paling dasar untuk mencetak kualitas manusia.
E.
Pengertian Psikologi Keluarga Islam
Psikologi keluarga Islam adalah ilmu yang membicarakan tentang
psikodinamika keluarga mencakup dinamika tingkah
laku,motivasi,perasaan,emosi,dan atensi anggota keluarga dalam relasinya baik
interpersonal maupun antar personal untuk mencapai fungsi kebermaknaan dalam
keluarga yang didasarkan pada pengembangan nilai-nilai islam yang yang
bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah.
F.
Dinamika Kehidupan Dalam Keluarga
Perkembangan peradaban dan kebudayaan telah banyak memberikan
pengaruh pada tatanan kehidupan umat manusia,baik yang bersifat positif maupun
negatif,terutama dalam lingkup kelurga.oleh karena itu,pembinaan anak secara
dini dalam keluarga merupakan suatu ikhtiar yang sangat mendasar,terutama dalam
hal pendidikan agama,budi pekerti,tata krama,dan baca tulis hitung,dsb.hal ini
bertujuan menyiapkan generasi penerus yang lebih berkualitas.sebagai hamba
Allah yang mulia dan sebagai warga negara yang bertanggung jawab atas moral
maupun sosial.
G.
Ruang Lingkup Psikologi Keluarga
Ruang lingkupnya mencakup pada profil keluarga sakinah,manajemen
rumah tangga,kominikasi antar anggota keluarga,pengembangan potensi dalam
keluarga,strategi mengatasi konflik,dan penyelesaian masalah pesan dan tanggung
jawab anggota keluarga yang berkesetaraan gender,internalisasi,eksternalisasi
nilai-nilai islam dalam keluarga.
H.
Manfaat Psikologi Meluarga
Untuk mengantarkan menuju keluarga sakinah,pengetahuan tentang
psikologi keluarga sangat diperlukan bagi calon mempelai, suami istri, ayah
ibu, kakek dan nenek yaitu:
a.
Sebagai bekal untuk memahami, memprediksi dan mengendalikan tingkah
laku,bagi anggota keluarga;
b.
Untuk kemudahan membangun relasi setiap anggota;
c.
Memahami karakteristik masing-masing;
d.
Menghargai pengalaman dan kecenderungan yang berbeda;
I.
Bangunan Keluarga dalam Perspektif Psikologis
Seperti halnya sebuah bangunan yang memerlukan pondasi, pilar, atap
dan dinding. Begitupun dengan sebuah keluarga yang harus dibangun dengan
pondasi yang kuat. Demikian macam pondasi untuk membangun sebuah keluarga;
a.
Fundasi Cinta
Cinta merupakan fundasi yang sangat penting dalam membangun sebuah
keluarga, jalinan cinta dalam ikatan sakral dapat memperteguh jalinan cinta itu
sendiri. Ciri cinta sejati:
·
Menikmati kebersamaan
·
Hangat dalam berkomunikasi
·
Saling mengikiti keinginan baik dari orang yang dicintai
·
Memaklumi kekurangan dan saling mengikhlaskan
b.
Dorongan Fitrah
Fitrah manusia dalam diciptakan yakni memiliki cinta untuk lawan
jenisnya, dengan fitrah tersebut akan mendorong manusia untuk memilih jodoh dan
hidup berumah tangga. Firman Allah,
والله جعل لكم من انفسكم ازواجا
“Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri
(manusia) dan menjadikan bagimu istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu”
(Q.S: an-Nahl ayat 72)
c.
Etos Ibadah
Ibadah akan menjadi fundasi dalam kehidupan keluarga bagi orang
yang patuh terhadap agama. Menurut ajaran islam, nilai dalam agama separuhnya
ada dalam keluarga. Sebagaimana sabda Rasul,
قالرسول الله صلى الله عليه وسلم اذاتزوج العبد فقد استكمل نصف الدين
فليتق الله في النصف الباقي
“Ketika seorang hamba menikah maka sesungguhnya ia telah
menyempurnakan separuh dari agamanya, maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah
untuk menjaga separoh yang lain” (HR. Tabrani dan Hakim).
J.
Dasar dan Sendi Membangun Keluarga Sakinah
Keluarga harmonis terbentuk berkat upaya semua nanggota keluarga
yang saling berinteraksi dan berkomunikasi . maka dari itu diperlukan 3 pilar
untuk membangunnya;
1.
Kasih Sayang
Tanpa jalinan perkawinan kasih sayang antar jenis tidak akan abadi,
sebab perkawinan mempersatukan rasa kasih sayang atas kehendak Allah sang
pemberi cinta kasih dalam ikatan sakral atau mitsaqan ghalidha. Firman Allah
وكيف تأ خذونه وقدافضى بعضكم الى بعض وأخذن منكم ميثاقا غليظا
"Bagaimana kamu
akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur)
dengan yang lain sebagai suami istri. Dan mereka (istri-istri) telah mengambil
dari kamu perjanjian yang kuat”
(QS. An-Nisa’ ayat 21)
2.
Keharmonisan
Tidak hanya cinta yang dibutuhkan dalam keluarga namun keharmonisan
pun perlu, untuk mencapai keharmonisan dapat dipahami melalui perbedaan yang
melatari kehidupan.
Dewasa ini banyak keluarga
mengalami tantangan berat sebagai dampak dari modernisasi dan globalisasi
terhadap kehidupan keluarga, mereka menganggap perceraian sebagai salah satu
cara paling tepat untuk menyelesaikan masalah yang timbul dalam perkawinan.
Jutaan keluarga mengalami frustasi, kesepian, konflik, sebab salah paham dan
ketidakmampuan mereka untuk menjaga komunikasi dalam kesibukan. Untuk itu
pengaturan waktu merupakan pertimbangan yang efektif.
Keluarga harmonis dapat
diwujudkan denagn mengakomodir perbedaan kepribadian, pengalaman, dan
penyesuaian perbedaan gaya hidup yang dilakukan dengan rahmah. Sehingga dengan
perbedaan inilah dapat menumbuhkan rasa toleransi dan saling menghargai antar
sesama.
3.
Pemenuhan Aspek Infrastruktur (Sandang, Pangan, Papan)
Setiap orang tentunya mempunyai kebbutuhan apalagi yang berhubungan
dengan sandang, pangan, papan yang biasa disebut dengan kebutuhan primer,
fisiologis, atau jasmaniah. Bagi keluarga modern perlu pula pemenuhan dalam hal
kesehatan, pendidikan, rekreasi, transportasi dan komunokasi. Dalam keluarga
tradisional digolongkan dalam kebutuhan sekunder, psikologis, atau ruhaniyah.
Kestabilan ekonomi turut andil dalam menentukan kebahagiaan keluarga, agar
ekonomi stabil perlu diperlukan perencanaan anggaran keluarga dan
keterbukaan/kejujuran dalam hal keuangan antar anggota keluarga.
Selama ini masyarakat dalam menganggap kebutuhan pangan, ayah lebih
membutuhkan asupan gizi dari pada ibu dan anak-anak. Sebab ayahlah yang mencari
nafkah, bekerja keras, dan lebih dari itu ayah sebagai kepala keluarga yang
berhak mendapatkan pelayanan prima dibanding yang lain. Namun pandangan ini
bertentangan dengan kebutuhan riil yang harus dipenuhi dimana pengabaian asupan
gizi pada ibu usia subur terutama yang sedang hamil dan menyusui mengakibatkan
ibu mengalami anemia dan reproduksi tidak sehat.
Bagi anak-anak dalam masa tumbuh kembang perlu mendapatkan
perhatian agar proses pertumbuhan mereka dilalui dengan wajar, yang nantimya
menjadikan ia anak yang kuat akan fisik dan mentalnya. Seluruh kebutuhan
keluarga baik sandang, pangan, papan dirancang dengan mempertimbangkan
kebutuhan berbeda teruama kebutuhan spesifik antara laki-laki dan perempuan
karena mereka berbeda secara kodrati.
3 komentar:
Bagi istri yg susah di ajak berhubungan selalu ada alasan di sampai
Kalo siang seperti yg harmonis tapi ga romantis ini suatu sikap sifat si seorang istri mempunyai biogis yg kurang bagaimn menyikapinya?
kereen deh om artikelnya. sangat membuka wawasan saya tentang keluarga hehe..
mamipir juga dong ke blog ane https://rumah-konsultasi-islami.blogspot.co.id/
Posting Komentar