Rabu, 04 Februari 2015

PSIKOLOGI KELUARGA ISLAM



A.                Pengertian Psikologi
Psikologi (Ilmu Jiwa) adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia yang diasumsikan sebagai gejala dari jiwanya. Objek penelitian psikologi adalah tingkah laku manusia melalui perenungan, pengamatan dan laboratorium, kemudian dari satu tingkah laku dihubungkah dengan tingkah laku lain yang kemudian dirumuskan hukum-hukum kejiwaan manusia.
Psikologi diartikan dalam beberapa istilah dan dikuatkan dengan beberapa pernyatan, meliputi:
1.                  Psikologi merupakan Ilmu Pengetahuan yang ilmiah;
2.                  Psikologi bukan merupakan Ilmu Pengetahuan murni tetapi Ilmu Pengetahuan terapan;
3.                  Penerapan ilmu psikologi untuk menyelesaikan problem kehidupan sehari-hari;
4.                  Penerapan prinsip-prinsip psikologi adalah seni;
5.                  Keterampilan didapat dari belajar, praktek dan pengalaman khusus.
Pendekatan psikologi dapat dikaji dari beberapa sudut pandang, antara lain:
1.                  Pendekatan Behavioristik
Pendekatan Behavioristik merupakan suatu pandangan bahwa pokok persoalan psikologi adalah tingkah laku, tidak berkaitan dengan kesadaran dan mentalitas.
2.                  Pendekatan Kognitif
Pendekatan Kognitif meyakini bahwa tindakan manusia didasarkan pada masukan stimulus dan out put respon.
3.                  Pendekatan Psikoanalitik
Pendekatan Psikoanalitik meyakini bahwa sebagian besar perilaku manusia barasal dari proses yang tidak didasari
4.                  Pendekatan Neurobiology
Pendekatan Neurobiology merupakan suatu pendekatan terhadap studi manusia yang berusaha menghubungkan perilaku dengan otak dan sistem syaraf.
5.                  Pendekatan Fenomenologis  
Pendekatan Fenomenologis memusatkan perhatian pada pengalaman subjektif yang berhubungan dengan pengalaman pribadi mengenai dunia dan penafsiran mengenai berbagai kejadian yang dihadapi.

Objek kajian psikologi adalah manusia dan kegiatan-kegiatannya dalam hubungan dengan lingkungannya. manusia secara hakiki memiliki tiga segi yaitu, Mahluk individual, mahluk sosial dan mahluk berketuhanan.

B.                 Ruang Lingkup Psikologi
Kajian psikologi tentang manusia secara integral meliputi dimensi Bio-Psiko-Sosio-spiritual sebagai penentu perilaku dan kepribadian. manusia dikatakan sehat apabila secara biologis bebas dari penyakit, sehat mental yaitu memiliki penyesuaian diri yang baik dari kesehatan dan kesejahteraan serta penuh semangat hidup. Sehat adalah sehat dalam segi fisik, psikologis, sosial dan spiritual (agama).
Bidang-bidang psikologi sangat luas, diantaranya yaitu psikologi perkembangan, psikologi sosial (menyabangkan psikologi keluarga), psikologi kepribadian, psikologi klinis, psikologi sekolah dan pendidikan, psikologi industri dan organisasi.
C.                Sejarah Perkembangan Psikologi
Psikologi dikenal pada akhir abad 18 M, tetapi akarnya telah menghujam kedalam kehidupan primitif  manusia sejak zaman dahulu. Plato mengatakan bahwa manusia adalah jiwanya, sedangkan badan adalah alat saja. sedangkan Aristoteles mengatakan bahwa jiwa itu adalah fungsi dari badan, sebagaimana penglihatan merupakan fungsi dari mata. kajian tentang jiwa di Yunani selajutnya menurun bersama runtuhnya peradaban Yunani.
Runtuhnya peradaban Yunani Romawi memberi peluang kepada pemikir-pemikir Islam mengisi panggung sejarah. melalui gerakan penterjemahan dan komentar oleh para pemikir Islam pada masa Daulah Abbasiyah, esensi dari pamikiran Yunani diangkat dan diperkaya, selanjutnya melalui peradaban Islam Barat menemukan kembali keilmuan yang telah hilang itu. Dalam sejarah keilmuan psikologi dapat diketahui bahwa hingga kini belum ada kesatuan pandangan tentang manusia. Hal ini dipengaruhi oleh kapasitas intelektual dan lingkungan zaman dimana mereka hidup.
D.                Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil didalam masyarakat yang berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang tentram, aman, damai dan sejahtera. merupakan suatu ikatan hidup yang didasarkan karena terjadinya perkawinan, persusuan dan pengasuhan.
Keluarga diartikan sebagai dua orang yang berjanji hidup bersama yang berkomitmen atas dasar cinta, serta menjalankan tugas dan fungsi yang saling terkait. keluarga merupakan lambang kehormatan dan kemandirian bagi seseorang, juga sebagai lembaga sosial yang paling dasar untuk mencetak kualitas manusia.
E.                 Pengertian Psikologi Keluarga Islam
Psikologi keluarga Islam adalah ilmu yang membicarakan tentang psikodinamika keluarga mencakup dinamika tingkah laku,motivasi,perasaan,emosi,dan atensi anggota keluarga dalam relasinya baik interpersonal maupun antar personal untuk mencapai fungsi kebermaknaan dalam keluarga yang didasarkan pada pengembangan nilai-nilai islam yang yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah.
F.                 Dinamika Kehidupan Dalam Keluarga
Perkembangan peradaban dan kebudayaan telah banyak memberikan pengaruh pada tatanan kehidupan umat manusia,baik yang bersifat positif maupun negatif,terutama dalam lingkup kelurga.oleh karena itu,pembinaan anak secara dini dalam keluarga merupakan suatu ikhtiar yang sangat mendasar,terutama dalam hal pendidikan agama,budi pekerti,tata krama,dan baca tulis hitung,dsb.hal ini bertujuan menyiapkan generasi penerus yang lebih berkualitas.sebagai hamba Allah yang mulia dan sebagai warga negara yang bertanggung jawab atas moral maupun sosial.
G.                Ruang Lingkup Psikologi Keluarga
Ruang lingkupnya mencakup pada profil keluarga sakinah,manajemen rumah tangga,kominikasi antar anggota keluarga,pengembangan potensi dalam keluarga,strategi mengatasi konflik,dan penyelesaian masalah pesan dan tanggung jawab anggota keluarga yang berkesetaraan gender,internalisasi,eksternalisasi nilai-nilai islam dalam keluarga.
H.                Manfaat Psikologi Meluarga
Untuk mengantarkan menuju keluarga sakinah,pengetahuan tentang psikologi keluarga sangat diperlukan bagi calon mempelai, suami istri, ayah ibu, kakek dan nenek yaitu:
a.                   Sebagai bekal untuk memahami, memprediksi dan mengendalikan tingkah laku,bagi anggota keluarga;
b.                  Untuk kemudahan membangun relasi setiap anggota;
c.                   Memahami karakteristik masing-masing;
d.                  Menghargai pengalaman dan kecenderungan yang berbeda;

I.                   Bangunan Keluarga dalam Perspektif Psikologis
Seperti halnya sebuah bangunan yang memerlukan pondasi, pilar, atap dan dinding. Begitupun dengan sebuah keluarga yang harus dibangun dengan pondasi yang kuat. Demikian macam pondasi untuk membangun sebuah keluarga;
a.                  Fundasi Cinta
Cinta merupakan fundasi yang sangat penting dalam membangun sebuah keluarga, jalinan cinta dalam ikatan sakral dapat memperteguh jalinan cinta itu sendiri. Ciri cinta sejati:
·                     Menikmati kebersamaan
·                     Hangat dalam berkomunikasi
·                     Saling mengikiti keinginan baik dari orang yang dicintai
·                     Memaklumi kekurangan dan saling mengikhlaskan
b.                  Dorongan Fitrah
Fitrah manusia dalam diciptakan yakni memiliki cinta untuk lawan jenisnya, dengan fitrah tersebut akan mendorong manusia untuk memilih jodoh dan hidup berumah tangga. Firman Allah,
والله جعل لكم من انفسكم ازواجا                                                                                       

Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri (manusia) dan menjadikan bagimu istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu” (Q.S: an-Nahl ayat 72)
c.                   Etos Ibadah
Ibadah akan menjadi fundasi dalam kehidupan keluarga bagi orang yang patuh terhadap agama. Menurut ajaran islam, nilai dalam agama separuhnya ada dalam keluarga. Sebagaimana sabda Rasul,
قالرسول الله صلى الله عليه وسلم اذاتزوج العبد فقد استكمل نصف الدين فليتق  الله في النصف الباقي                                   
Ketika seorang hamba menikah maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan separuh dari agamanya, maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah untuk menjaga separoh yang lain” (HR. Tabrani dan Hakim).

J.                  Dasar dan Sendi Membangun Keluarga Sakinah
Keluarga harmonis terbentuk berkat upaya semua nanggota keluarga yang saling berinteraksi dan berkomunikasi . maka dari itu diperlukan 3 pilar untuk membangunnya;
1.                  Kasih Sayang
Tanpa jalinan perkawinan kasih sayang antar jenis tidak akan abadi, sebab perkawinan mempersatukan rasa kasih sayang atas kehendak Allah sang pemberi cinta kasih dalam ikatan sakral atau mitsaqan ghalidha. Firman Allah
وكيف تأ خذونه وقدافضى بعضكم الى بعض وأخذن منكم ميثاقا غليظا                              

"Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami istri. Dan mereka (istri-istri) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat” (QS. An-Nisa’ ayat 21)
2.                  Keharmonisan
Tidak hanya cinta yang dibutuhkan dalam keluarga namun keharmonisan pun perlu, untuk mencapai keharmonisan dapat dipahami melalui perbedaan yang melatari kehidupan.
 Dewasa ini banyak keluarga mengalami tantangan berat sebagai dampak dari modernisasi dan globalisasi terhadap kehidupan keluarga, mereka menganggap perceraian sebagai salah satu cara paling tepat untuk menyelesaikan masalah yang timbul dalam perkawinan. Jutaan keluarga mengalami frustasi, kesepian, konflik, sebab salah paham dan ketidakmampuan mereka untuk menjaga komunikasi dalam kesibukan. Untuk itu pengaturan waktu merupakan pertimbangan yang efektif.
 Keluarga harmonis dapat diwujudkan denagn mengakomodir perbedaan kepribadian, pengalaman, dan penyesuaian perbedaan gaya hidup yang dilakukan dengan rahmah. Sehingga dengan perbedaan inilah dapat menumbuhkan rasa toleransi dan saling menghargai antar sesama. 
3.                  Pemenuhan Aspek Infrastruktur (Sandang, Pangan, Papan)
Setiap orang tentunya mempunyai kebbutuhan apalagi yang berhubungan dengan sandang, pangan, papan yang biasa disebut dengan kebutuhan primer, fisiologis, atau jasmaniah. Bagi keluarga modern perlu pula pemenuhan dalam hal kesehatan, pendidikan, rekreasi, transportasi dan komunokasi. Dalam keluarga tradisional digolongkan dalam kebutuhan sekunder, psikologis, atau ruhaniyah. Kestabilan ekonomi turut andil dalam menentukan kebahagiaan keluarga, agar ekonomi stabil perlu diperlukan perencanaan anggaran keluarga dan keterbukaan/kejujuran dalam hal keuangan antar anggota keluarga.
Selama ini masyarakat dalam menganggap kebutuhan pangan, ayah lebih membutuhkan asupan gizi dari pada ibu dan anak-anak. Sebab ayahlah yang mencari nafkah, bekerja keras, dan lebih dari itu ayah sebagai kepala keluarga yang berhak mendapatkan pelayanan prima dibanding yang lain. Namun pandangan ini bertentangan dengan kebutuhan riil yang harus dipenuhi dimana pengabaian asupan gizi pada ibu usia subur terutama yang sedang hamil dan menyusui mengakibatkan ibu mengalami anemia dan reproduksi tidak sehat.
Bagi anak-anak dalam masa tumbuh kembang perlu mendapatkan perhatian agar proses pertumbuhan mereka dilalui dengan wajar, yang nantimya menjadikan ia anak yang kuat akan fisik dan mentalnya. Seluruh kebutuhan keluarga baik sandang, pangan, papan dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan berbeda teruama kebutuhan spesifik antara laki-laki dan perempuan karena mereka berbeda secara kodrati. 

3 komentar:

dqnoi harandapan mengatakan...

Bagi istri yg susah di ajak berhubungan selalu ada alasan di sampai

dqnoi harandapan mengatakan...

Kalo siang seperti yg harmonis tapi ga romantis ini suatu sikap sifat si seorang istri mempunyai biogis yg kurang bagaimn menyikapinya?

Aini salsabila mengatakan...

kereen deh om artikelnya. sangat membuka wawasan saya tentang keluarga hehe..
mamipir juga dong ke blog ane https://rumah-konsultasi-islami.blogspot.co.id/